Ilmu Ekonomi Inflasi: Definisi, Jenis, Metode Hitung, Dampak, Penyebab - Vorzil

Ilmu Ekonomi Inflasi: Definisi, Jenis, Metode Hitung, Dampak, Penyebab

Definisi, Pengelompokan, Metode Hitung, Dampak, Penyebab Inflasi (Ekonomi Makro)
Ilmu Ekonomi Inflasi: Definisi, Jenis, Metode Hitung, Dampak, Penyebab

- Apa Pengertian Inflasi ?
- Apa Saja jenis-jenis inflasi ?
- Bagaimana Metode Penghitungan Inflasi ?
- Apa Saja Dampak Inflasi ?

- Apa saja faktor yang menyebabkan inflasi di Indonesia ?

A. Definisi Inflasi

Inflasi adalah kecendruangan meningkatnya harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Dalam pengertian yang lain, inflasi merupakan presentase kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga.

Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota.

Indikator inflasi lainnya berdasarkan international best practice antara lain:

1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas. [Penjelasan lebih detail mengenai IHPB dapat dilihat pada web site Badan Pusat Statistik www.bps.go.id 

2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

B. Pengelompokan Inflasi

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP), yaitu :

1. Kelompok Bahan Makanan

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau

3. Kelompok Perumahan

4. Kelompok Sandang

5. Kelompok Kesehatan

6. Kelompok Pendidikan dan Olah Raga

7. Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

C.   Jenis-Jenis Inflasi

Karakteristik inflasi dapat digambarkan melalui penjelasan mengenai faktor-faktor utama yang menyebabkan inflasi, inflasi dapat disebabkan dari sisi permintaan, sisi penawaran maupun espektasi. Factor-faktor tersebut berpengaruh terhadap inflasi baik secara parsial maupun secara bersama-sama atau gabungan atau gabungan dari ketiga factor tersebut.

1. Demand Pull Inflation
Pengertian Demand pull inflation adalah inflasi yang terjadi akibat pengaruh permintaan (demand) yang tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah penawaran produksi. Hal ini mengakibatkan kenaikan harga barang sesuai dengan hukum permintaan yaitu apabila permintaan tinggi sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik.Apabila hal tersebut berlangsung terus menerus, akan terjadi inflasi berkepanjangan.

2. Cost Push Inflation
Pengertian cost inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi.

3. Bottle neck inflasi atau inflasi leher botol
Pengertian bottle neck inflasi adalah inflasi yang disebabkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan.

D. Metode Menghitung Inflasi

Hitungan perubahan harga tercakup dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan istilah Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI). Persentase kenaikan IHK dinamakan dengan inflasi, sedangkan penurunannya dinamakan deflasi.

Indeks harga konsumen adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household). IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya. Untuk memperkirakan nilai IHK pada masa depan, ekonom menggunakan indeks harga produsen, yaitu harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk membuat produknya. Untuk mengukur tingkat harga secara makro, biasanya menggunakan pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Indeks (CPI). Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat diartikan sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masing-masing diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat untuk komoditi yang bersangkutan. IHK mengukur harga sekumpulan barang tertentu (sepertti bahan makanan pokok, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa) yang dibeli konsumen.

Indeks harga Konsumen (IHK) merupakan persentase yang digunakan untuk menganalisis tingkat/ laju inflasi. IHK juga merupakan indikator yang digunakan pemerintah untuk mengukur inflasi di Indonesia.

Di Indonesia badan yang bertugas untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah Badan Pusat Statistik (BPS). Penghitungan IHK dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan barang dan jasa. Jika PDB mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, IHK mengubah berbagai harga barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur sseluruh tingkat harga.

Badan Pusat Statistik menimbang jenis-jenis produk berbeda dengan menghitung harga sekelompok barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen tertentu. IHK adalah harga sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar.

IHK adalah indeks yang sering dipakai namun bukanlah satu-satunya indeks yang dipakai untuk mengukur laju inflasi. Masih ada indeks yang dapat digunakan yakni indeks Harga Produsen (IHP), yang mengukur harga sekelompok barang yang dibeli perusahaan (produsen bukannya konsumen)

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP), yaitu :
  1. Kelompok Bahan Makanan
  2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau 
  3. Kelompok Perumahan 
  4. Kelompok Sandang 
  5. Kelompok Kesehatan 
  6. Kelompok Pendidikan dan Olah Raga 
  7. Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

E. Dampak Inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung dari parah atau tidaknya inflasi. Inflasi ringan, mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu.

Adapun pengaruh atau akibat dari inflasi terhadap masyarakat dan individu adalah sebagai berikut :

· Kesenjangan distribusi pendapatan
Saat terjadi inflasi, tanah, rumah akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut seringkali lebih cepat dari kenaikan inflasi. Namun sebaliknya pendapaatn riil penduduk berpenghasilan rendah akan merosot. Dengan demikian inflasi akan memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan diantara anggota masyarakat.Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

· Pendapatan riil merosot
Orang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan karena terjadinya inflasi. Daya beli uangnya menurun atau pendapatan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

· Nilai riil tabungan dan pinjaman merosot
Hal ini terjadi pada masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk depostio dan tabungan di bank. Pada saat inflasi, nilai tabungan akan merosot. Masyarakat yang memegang uang tunai akan rugi karena nilai riil turun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi mendatangkan menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.


E. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Inflasi di Indonesia

Penyebab inflasi di Indonesia – Kita sering kali mendengar terjadinya kenaikan harga harga yang disertai dengan naiknya harga jasa didunia, kenaikan tersebut terjadi bukan hanya dalam waktu sehari dua hari namun kenaikan itu terjadi dalam jangka waktu yang lama. Siring dengan adanya pemberitaan tentang naiknya harga harga barang dan juga jasa yang secara serentak kita juga sering mendengar kata inflasi. Inflasi memang suatu masalah ekonomi yang kerap kali terjadi, inflasi bukan hanya terjadi di Negara Indonesia saja melainkan terjadi pada semua Negara yang ada di dunia ini.

Inflasi dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, pembagian inflasi itu sendiri berdasarkan atas tingkat dari keparahannya. Inflasi atau kenaikan harga harga terjadi bukan karena tidak ada sebab atau terjadi kenaikan begitu saja. Namun terjadinya inflasi atau kenaikan itu ada penyebabnya. Karena saya tinggal di Negara Indonesia maka dari itu saya akan bahas tentang penyebab inflasi di Indonesia. Apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi di Indonesia? Semua itu akan saya uraikan secara lebih jelas pada penjelasan di bawah. 

Penyebab inflasi 
Jika kita bicara masalah inflasi pasti yang ada dibenak

anda pertama kali adalah tentang kenaikan harga, karena inflasi itu sendiri merupakan kejadian dimana harga

harga barang dan juga jasa mengalami kenaikan secara bersama sama dalam kurun waktu yang lama. Terjadinya inflasi di Negara kita bukan tanpa sebab, tapi ada beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya inflasi.

Agar terhindar dari inflasi kita harus mengetahui penyebab inflasi itu sendiri, sebab untuk mengatasi terjadinya inflasi salah satunya adalah dengan mengetahui penyebab nya terlebih dahulu baru setelah itu mencari cara untuk mengatasinya. Jadi sebelum dibahas tentang bagaimana cara untuk mengatasi inflasi ada baiknya dibahas tentang penyebab terjadinya inflasi terlebih dahulu. seperti yang telah dikatakan diatas karena kita berada di Negara Indonesia maka yang dibahas adalah penyebab inflasi di Indonesia.

Penyebab inflasi di Indonesia
Inflasi dibagi menjadi empat tingkatan tergantung dari tingginya kenaikan atau tergantung dari tingkat parahnya. Empat tingkatan pada inflasi yaitu :
  1. Inflasi ringan
  2. Inflasi sedang 
  3. Inflasi berat 
  4. Inflasi hiper

Inflasi itu terjadi karena ada sebab, sekarang kita cari tahu yuk apa penyebab inflasi di Indonesia. Berdasarkan pengamatan ada beberapa penyebab terjadinya inflasi. Adapun beberapa penyebab inflasi adalah sebagai berikut : 
  • Permintaan barang mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sedangkan produksi barang tidak mengalami peningkatan
  • Menurunnya nilai tukar rupiah kepada dollar 
  • Adanya kenaikan BBM atau minyak bumi 
  • Adanya kegiatan spekulasi dan investasi pada sector industri uang 
  • Adanya kebijakan moneter yang besar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel