Ekonomi Makro: Permintaan Agregat, Penawaran Agregat dan Inflasi - Vorzil

Ekonomi Makro: Permintaan Agregat, Penawaran Agregat dan Inflasi

Ekonomi Makro: Permintaan Agregat, Penawaran Agregat dan Inflasi

Materi Kuliah - Yang akan Anda pahami setelah mempelajari bab ini adalah:
  • Pengertian permintaan agregat
  • Menurunkan permintaan agregat
  • Pergeseran permintaan agregat
  • Penawaran agregat, keseimbangan harga, penawaran agregat jangka pendek
  • Inflasi dan beberapa penyebabnya

Pengertian permintaan agregat adalah total permintaan untuk barang dan jasa dalam perekonomian. Kurva permintaan agregat (AD) adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan negatif antara output agregat dan tingkat harga. Untuk menurunkan kurva permintaan agregat, kita menguji apa yang terjadi dengan output agregat (Y) ketika tingkat harga (P) berubah, dengan asumsi tidak ada perubahan di dalam pengeluaran pemerintah (G), pajak (T) atau variabel kebijakan moneter (Ms)

Gambar 9.1 Kurva Permintaan Agregat

Gambar 9.2 Menurunkan Kurva Permintaan Agregat 
 
Setiap pasangan P dan Y pada kurva permintaan agregat berhubungan dengan satu titik di mana keduanya pada pasar barang maupun pasar tenaga kerja berada pada keseimbangan.

Beberapa hal yang harus diingat tentang kurva permintaan agregat adalah:
  • Kurva permintaan agregat bukan kurva permintaan pasar dan bukan penjumlahan kurva permintaan dalam perekonomian. Kurva permintaan agregat merupakan konsep yang sangat kompleks dibandingkan kurva permintaan pasar yang sederhana.
  • Kita tidak dapat menggunakan asumsi ceteris paribus untuk menggambarkan kurva permintaan agregat karena ketika keseluruhan harga naik, maka banyak harga-harga yang lain ikut naik secara bersamaan termasuk harga input tenaga kerja akan naik pula.
  • Permintaan agregat akan turun jika tingkat harga naik karena pada harga yang lebih tinggi menyebabkan permintaan uang naik, hal itu menyebabkan tingkat bunga meningkat.
  • Pada tingkat bunga yang lebih tinggi menyebabkan investasi turun dan pengeluaran agregat juga turun, sehingga output agregat menjadi turun.
  • Pada semua titik sepanjang kurva agregat permintaan mempunyai arti bahwa pasar barang dan pasar uang dalam posisi keseimbangan

Pengeluaran Agregat dan Kurva Permintaan Agregat 

Bagaimana hubungan antara permintaan agregat dan pengeluaran agregat dapat dilihat pada gambar 9.3.

Gambar 9.3 Pengeluaran Agregat dan Permintaan Agregat
Setiap titik sepanjang kurva agregat, menunjukkan jumlah output agregat yang diminta sama dengan pengeluaran agregat
Y = C + I + G

Persamaan identitas tersebut menunjukkan kondisi keseimbangan.

Gambar 9.4 Pergeseran Kurva Permintaan Agregat
Satu kenaikan jumlah uang yang beredar pada tingkat harga tertentu akan menggeser permintaan agregat ke kanan, ini berarti terjadi penambahan permintaan agregat. Pada gambar 9.4 suatu pergeseran pengeluaran pemerintah atau penurunan penerimaan pajak menggeser kurva permintaan agregat ke kanan.

Tabel 9.1 Pergeseran Kurva Permintaan Agregat

Kurva Penawaran Agregat 

Pengertian penawaran agregat adalah total penawaran seluruh barang dan jasa dalam perekonomian. Kurva penawaran agregat menunjukkan hubungan antara jumlah output agregat yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga umum.

Yang perlu diperhatikan, bahwa kurva penawaran agregat bukan kurva penawaran pasar dan bukan penjumlahan sederhana dari seluruh kurva-kurva individual di dalam perekonomian.

# Penawaran Agregat dalam Jangka Pendek

Gambar 9.5 Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek
Dalam jangka pendek kurva penawaran agregat mempunyai arah yang positif. Pada output yang rendah, kurva berbentuk datar. Pada kapasitas perekonomian yang lebih besar bentuk kurva menjadi cenderung vertikal. Para ahli ilmu ekonomi makro, fokus pada apakah ekonomi beroperasi pada kapasitas penuh (fullemployment), yaitu suatu kondisi di mana seluruh sumber ekonomi telah dimanfaatkan secara optimal.

Gambar 9.6 Pengaruh Pergeseran Permintaan Agregat Terhadap Output dan Harga
Suatu peningkatan dalam permintaan agregat ketika perkonomian beroperasi pada tingkat output yang rendah (Y0) akan menghasilkan satu peningkatan output yang kecil dengan peningkatan harga-harga umum yang kecil pula atau tidak terjadi peningkatan harga umum. Ketika perekonomian bekerja dengan kapasitas maksimun (Y3) perusahaan-perusahaan akan merespon kenaikan permintaan dengan peningkatan harga. Akan terjadi keterlambatan antara perubahan harga input dan perubahan hargaharga output di sisi lain kurva penawaran agregat akan menjadi bentuk vertikal. Tingkat upah mungkin naik pada tingkat yang sama dengan tingkat harga-harga umum, ini yang disebut sebagai antisipasi sepenuhnya dari kenaikan harga. Sebagian besar hargaharga input, cenderung kenaikannya terlambat dibandingkan kenaikan harga output.

 # Pergeseran Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Gambar 9.7 Pergeseran Kurva Penawaran Agregat ke Kiri
Sebuah pergeseran ke kiri dari kurva penawaran agregat disebabkan oleh goncangan biaya. Pergeseran ini menyebabkan penawaran agregat turun.

Gambar 9.8 Pergeseran Kurva Penawaran Agregat ke Kanan
Sebuah penurunan di dalam biaya, pertumbuhan ekonomi atau kebijakan publik menyebabkan sebuah pergeseran ke kanan kurva penawaran agregat. Pergeseran ke kanan kurva penawaran agregat menunjukkan pertambahan penawaran agregat.

# Tingkat Keseimbangan Harga 

Pengertian tingkat keseimbangan harga adalah titik di mana permintaan agregat dan penawaran agregat saling berpotongan. Keseimbangan harga dapat dilihat pada kurva 9.9

Gambar 9.9 Keseimbangan Harga
Pada gambar 9.9 P0 dan Y0 berhubungan dengan keseimbangan pasar barang dan pasar uang, berkaitan dengan keputusan tentang harga dan output yang dilakukan seluruh perusahaan dalam perekonomian.

# Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang 

Perubahan biaya yang lebih lambat dibanding perubahan harga dalam jangka pendek menghasilkan bentuk kurva penawaran agregat yang naik ke arah kanan. Jika biaya dan tingkat harga bergerak bersama di dalam jangka panjang maka kurva penawaran agregat berbentuk vertikal (LRAS), hal tersebut ditunjukkan oleh kurva 9.10

Gambar 9.10 Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang
Y0 pada gambar 9.10 menunjukkan tingkat output yang dapat dipertahankan dalam jangka panjang tanpa inflasi. Tingkat output jangka panjang disebut juga sebagai output potensial. Output dapat didorong ke atas GDP potensial dengan permintaan agregat yang lebih tinggi. Tingkat harga agregat juga mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada kurva 9.11

Gambar 9.11 Ouput Potensial diatas GDP
Pada gambar 9.11 Ketika output didorong di atas potensial GDP hal ini akan menyebabkan naiknya biaya-biaya. Kenaikan biaya-biaya mendorong kurva agregat penawaran ke kiri. Jika biaya naik dengan persentase sama dengan tingkat harga jumlah yang ditawarkan akan meningkat kembali ke Y0.

Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat, Kebijakan Fiskal dan Moneter

Gambar 9.12 Pergeseran Permintaan Agregat Akibat Kebijakan Fiskal dan Moneter
Berdasarkan gambar 9.2 permintaan agregat dapat bergeser ke kanan karena berbagai alasan salah satunya termasuk satu kenaikan jumlah uang yang beredar, pemotongan pajak atau suatu kenaikan pengeluaran pemerintah.

Bekerjanya kebijakan ekspansioner dengan baik, ketika perekonomian berada pada bagian datar dari kurva penawaran agregat. Hal ini disebabkan karena perubahan kecil harga relatif menyebabkan output meningkat cukup besar.

Gambar 9.13 Pergeseran Kurva AD Ketika Perekonomian Mendekati Kesempatan Kerja Penuh
Pergeseran ke kanan kurva permintaan agregat akan menyebabkan kenaikan harga-harga yang cukup besar dan kenaikan output yang kecil atau P0P1 >Y0Y1.

Penawaran Agregat Jangka Panjang dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan

Gambar 9.14 Pengaruh Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Penawaran Agregat Jangka Panjang
Bila kurva penawaran agregat berbentuk vertikal, baik kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal tidak mempunyai pengaruh terhadap output agregat.

Sebab-Sebab Inflasi 

Pengertian inflasi adalah sebuah kenaikan tingkat harga-harga umum. Inflasi yang berkelanjutan terjadi bila tingkat harga umum secara terus menerus mengalami kenaikan dalam periode yang cukup lama.

# Inflasi Tarikan Permintaan (Demant Pull Inflation) 

Inflasi Tarikan Permintaan (Demant Pull Inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan permintaan agregat. Lihat gambar 9.15, naiknya permintaan agregat dari AD0 ke AD1 sedangkan AS diasumsikan tetap akan menyebabkan kenaikan harga-harga umum dari P0 ke P1

Gambar 9.15 Inflasi Tarikan Permintaan

# Inflasi Karena Dorongan Biaya (Cost-Push inflation)

Inflasi karena dorongan biaya (cost-push inflation) adalah inflasi dari sisi penawaran (supply side inflation) adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya dalam produksi barang dan jasa. Contoh, pemerintah Indonesia akhir tahun 2005 menaikkan harga BBM dengan persentase yang besar, kenaikan harga BBM tersebut menyebabkan kenaikan berbagai biaya produksi barang dan jasa, sehingga menimbulkan kenaikan hargaharga umum dan mengakibatkan turunnya output lihat gambar 9.16.

Gambar 9.16 Inflasi Karena Dorongan Biaya (Cost Push Inflation)
Cost-push inflation atau supply side inflation adalah salah satu penyebab terjadinya stagflation. Stagflation merupakan sebuah situasi di mana output mengalami penurunan pada saat yang sama, perekonomian mengalami inflasi. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 9.17

Gambar 9.17 Stagflasi Ekonomi

Ekspektasi dan Inflasi 

Jika setiap perusahaan memperkirakan masing-masing dari mereka akan menaikan harga sebesar 10% maka setiap perusahaan akan melakukan kenaikan harga sebesar 10% pula. Contoh ini menggambarkan bagaimana ekspektasi akan membentuk suatu sistem. Kenaikan harga sebesar 10% disebut ekspektasi inflasi (inflasi yang diharapkan).

Gambar 9.18 Ekspektasi dan Inflasi
Pada gambar 9.18 kenaikan harga yang merupakan bentuk inflasi yang diharapkan (P0 ke P1) akan menggeser kurva penawaran agregat ke kiri, sehingga Y0 bergeser ke Y1.

Dalam bentuk diagram permintaan agregat atau penawaran agregat suatu kenaikan dalam inflasi yang diharapkan menggeser penawaran agregat ke sebelah kiri.

Hyper inflation adalah suatu periode di mana kenaikan harga berlangsung cepat. Contoh, Indonesia pernah mengalami kenaikan harga 650% per tahun pada masa pemerintahan orde lama.

Gambar 9.19 Inflasi yang Sangat Cepat (Hyper inflation)
Dari gambar 9.19 kenaikan pengeluaran pemerintah akan menggeser permintaan agregat ke kanan (AD0 ke AD1) ini akan mengakibatkan kenaikan harga dari P0 ke P1. Kurva penawaran agregat berbentuk vertikal, menunjukkan bahwa jumlah output tetap.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel