Ekonomi Makro: Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran dan Inflasi - Vorzil

Ekonomi Makro: Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran dan Inflasi

Ekonomi Makro: Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran dan Inflasi

Materi Kuliah - Yang akan Anda pahami setelah mempelajari bab ini adalah:
  • Pengertian pengangguran dan jenis-jenis pengangguran
  • Bekerjanya pasar tenaga kerja menurut aliran klasik
  • Hubungan antara inflasi dan pengangguran

Pasar tenaga kerja mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian makro. Dalam pasar tenaga kerja, melalui keseimbangan permintaan dan penawaran tenaga kerja ditentukan berapa jumlah orang yang dipekerjakan dan tingkat upahnya. Perubahan permintaan tenaga kerja maupun penawaran tenaga kerja, menentukan tingkat pengangguran tenaga kerja.

Pengertian tingkat pengangguran adalah rasio antara jumlah orang yang tidak bekerja terhadap jumlah angkatan kerja. Pengertian pengangguran friksional (frictional unemployment) merupakan jenis pengangguran di mana seseorang yang bekerja dengan kondisi tertentu keluar dari pekerjaannya dan belum mendapatkan pekerjaan baru.

Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah bagian dari pengangguran yang disebabkan perubahan struktur ekonomi. Sebagai contoh perubahan pada struktur ekonomi yang semula didominasi sektor pertanian kemudian adanya perubahan struktur ekonomi ke arah peran sektor industri yang menonjol akan berakibat sebagian tenaga kerja di sektor pertanian menganggur.

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang terjadi karena resesi atau depresi. Kesempatan kerja cenderung turun ketika output agregat turun. Contoh, krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada puncaknya tahun 1997-1998 menyebabkan jumlah tenaga kerja di sektor industri banyak yang kehilangan pekerjaan atau menganggur.

Pandangan Kaum Klasik terhadap Pasar Tenaga Kerja

Para ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa tenaga kerja yang diminta dan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan pada akhirnya menuju pada sebuah keseimbangan yang akan menaikkan dan menurunkan tingkat upah. Dalam keseimbangan tersebut tidak dapat dipastikan jumlah pengangguran friksional dan struktural.

Kurva penawaran tenaga kerja pada gambar 10.1 menunjukkan tentang jumlah tenaga kerja yang ditawarkan oleh rumah tangga pada tingkat upah tertentu. Sedangkan kurva permintaan tenaga kerja menggambarkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan untuk bekerja pada tingkat upah tertentu

Gambar 10.1 Kurva Penawaran Tenaga Kerja
Para ahli ekonomi klasik percaya bahwa pasar tenaga kerja selalu mampu memecahkan persoalan yang muncul di pasar tenaga kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa jika terjadi penurunan permintaan tenaga kerja maka keseimbangan upah akan menurun. Setiap orang yang memerlukan pekerjaan pada tingkat upah W* akan memperoleh pekerjaan. Hal ini selalu disebut dengan pengertian kesempatan kerja penuh (full employment).

Pemikiran aliran klasik berpendapat bahwa upah selalu menyesuaikan terhadap kondisi yang ada pada pasar tenaga kerja. Hal ini konsisten dengan pandangan bahwa upah akan bereaksi cepat terhadap perubahan harga.

Hal ini berarti bahwa kurva penawaran agregat berbentuk vertikal. Oleh karena itu, kebijakan moneter dan fiskal tidak dapat mempengaruhi kesempatan kerja dalam perekonomian.

Pemikiran Aliran Klasik terhadap Tingkat Pengangguran 

Aliran klasik berpendapat bahwa tingkat pengangguran yang diukur pemerintah bukanlah merupakan suatu indikator yang cukup akurat untuk mengukur apakah pasar tenaga kerja sudah berjalan dengan baik atau tidak.

Tingkat pengangguran suatu ketika tetap akan tinggi meskipun pasar tenaga kerja sedang bekerja dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang bersedia untuk bekerja pada tingkat upah yang tinggi daripada upah yang berlaku. Kenyataan tersebut tidak berarti bahwa pasar tenaga kerja tidak bekerja sebagaimana fungsinya.

Istilah upah sticky merujuk kepada penurunan yang kaku dari upah merupakan alasan munculnya pengangguran. Lihat gambar 10.2:

Gambar 10.2 Sticky Wages
Salah satu penjelasan kakunya penurunan upah adalah perusahaan-perusahaan memiliki sebuah kontrak sosial. Kontrak tersebut adalah perjanjian tak terucapkan antara pekerja dan perusahaan bahwa perusahaan tidak akan memotong upah.

Upah relatif menjelaskan tentang pengangguran di mana tenaga kerja berhubungan dengan upah relatif mereka dengan upah pekerja lainnya di perusahaan yang lain atau industri. Mereka tidak bersedia upahnya dipotong, mereka mengetahui bahwa pekerja lain tidak mendapat potongan serupa.

 Kontrak eksplisit adalah kontrak tenaga kerja untuk menetapkan upah yang diterima oleh tenaga kerja. Biasanya untuk satu periode satu sampai tiga tahun. Upah yang dirancang seperti ini, tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi.

Cost of living adjustments adalah penyesuaian kontrak yang terkait dengan perubahan biaya hidup. Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan tingkat upah.

Teori upah yang efisien merupakan penjelasan untuk pengangguran di mana produktivitas tenaga kerja akan naik seiring upah yang mereka terima. Jika hal ini terjadi, perusahaan akan memberi insentif untuk membayar upah sehingga yang diterima oleh tenaga kerja akan menjadi lebih tinggi dari tingkat upah pasar.

Jika perusahaan memiliki informasi yang tidak sempurna, perusahaan-perusahaan tersebut mungkin akan menyusun tingkat pengupahan yang sesuai dengan pasar tenaga kerja.

Undang-undang tentang upah minimun yaitu ketentuan tentang pengupahan pada tingkat dasar

Hubungan Jangka Pendek antara Pengangguran dan Tingkat Inflasi

Gambar 10.3 Tingkat Pengangguran dan Output Agregat
Beberapa penjelasan yang dapat diberikan dari hubungan jangka pendek antara pengangguran dan tingkat inflasi pada gambar 10.3 (A dan B) sebagai berikut:
  • Tingkat pengangguran (U) dan output agragat (Y) mempunyai hubungan yang negatif.
  • Hubungan antara Y dan tingkat harga positif digambarkan oleh kurva AS.
  • Hubungan antara pengangguran (U) dan harga (P) negatif. Jika tingkat pengangguran menurun sebagai reaksi dari kondisi perekonomian, maka harga-harga umum akan mengalami kenaikan yang terus menerus.

Kurva Phillips

Kurva Phillips menunjukkan antara hubungan tingkat inflasi dan tingkat pengangguran lihat gambar 10.4:

Gambar 10.4 Kurva Phillips
Dalam hubungan ini terjadi trade-off antara inflasi dan pengangguran. Pada tingkat inflasi rendah terjadi tingkat pengangguran yang tinggi.

Gambar 10.5 Pergeseran Penawaran Agregat Tanpa Perubahan Permintaan Agregat
Pada gambar 10.5 dapat dilihat bahwa ketika kurva AS (penawaran agregat) bergeser tanpa adanya perubahan dari kurva AD (permintaan agregat), terdapat hubungan yang negatif antara tingkat harga dan output agregat.

Gambar 10.6 Pergeseran Permintaan Agregat Tanpa Perubahan Penawaran Agregat
Lebih lanjut pada gambar 10.6 permintaan agregat yang berubah tanpa adanya perubahan pada penawaran agregat, terdapat hubungan yang positif antara tingkat harga dan output agregat.

Jika permintaan agregat dan penawaran agregat sama-sama berubah maka tidak ada hubungan sistematik antara harga dan output agregat. Hal tersebut menyebabkan tidak adanya hubungan yang tidak sistematis pula antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 10.7. 

Gambar 10.7 Perubahan Keseimbangan Akibat Perubahan Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat

Peranan Harga-Harga Impor 

Penawaran agregat berubah ketika harga-harga input berubah dan harga input terpengaruh oleh harga impor.

Harapan dan Kaitannya Dengan Kurva Phillips 

Upah dipengaruhi oleh suatu harapan akan adanya inflasi di masa yang akan datang. Harapan akan kenaikan harga di masa akan datang inilah yang mempengaruhi kontrak upah tenaga kerja dan bahkan dapat mempengaruhi harga itu sendiri. Harapan akan inflasi tersebut menggeser kurva Phillips ke arah kanan.

Gambar 10.8 Perubahan Kurva Phillips ke Arah Kanan
Dalam kaitannya dengan GDP potensial, lihat gambar 10.8, ketika output agregat berada di atas GDP potensial, terdapat dorongan kenaikan biaya-biaya. Meningkatnya biaya menggeser kurva AS (penawaran agregat) ke kiri. Sehingga jumlah yang ditawarkan akan kembali di Y0. Jika kurva AS (penawaran agregat) berada dalam posisi vertikal untuk jangka waktu yang lama, maka begitu pula kurva Phillipsnya.

Dalam jangka panjang, kurva Phillips akan bereaksi terhadap tingkat pengangguran alamiah. Lihat kurva pada gambar 10.9 berikut ini:

Gambar 10.9 Tingkat Pengangguran Natural
Tingkat pengangguran alamiah (U*) pada kurva 10.9 tersebut merupakan tingkat pengangguran yang konsisten, dengan anggapan terdapat output jangka panjang yang tetap pada GDP potensial.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel