Ekonomi Makro: Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan
Oct 11, 2020
Edit
Materi Kuliah - Yang akan Anda pahami setelah mempelajari bab ini adalah:
- Mengenal perilaku rumah tangga dalam perekonomian makro
- Mengenal perilaku perusahaan dalam perekonomian makro
- Mengetahui keputusan penawaran tenaga kerja dan memperkerjakannya
- Mengenal harapan-harapan dan investasi serta mengetahui hubungan produktivitas dengan siklus bisnis
Perilaku rumah tangga di dalam perekonomian makro digambarkan dengan fungsi konsumsi yang menurut teori konsumsi Keynesian adalah konsumsi fungsi positif pendapatan. Pada rumah tangga yang berpendapatan tinggi, konsumsi rumah tangga menduduki porsi yang lebih kecil daripada rumah tangga yang berpendapatan rendah. Rata-rata kecenderungan konsumsi (Average Propensity to Consume) adalah porsi dari pendapatan rumah tangga yang dikeluarkan untuk konsumsi.
AVC = C/Y
Teori Konsumsi Siklus Hidup
Teori konsumsi ini merupakan perluasan dari teori Keynes. Teori ini menyatakan bahwa yang mendasari rumah tangga dalam membuat keputusan konsumsi seumur hidup adalah harapan akan pendapatan yang diterimanya seumur hidup.Gambar 11.1 Kurva Siklus Hidup Dalam Teori Konsumsi
Dari gambar 11.1 dapat dilihat bahwa orang akan cenderung mengkonsumsi lebih kecil dari penghasilan yang diterima selama periode bekerja dan cenderung tidak menabung pada periode awal dan periode akhir.Keputusan mengkonsumsi lebih didasarkan pada pendapatan permanen yang diperoleh rumah tangga daripada pendapatan yang diperoleh saat sekarang. Yang dimaksud pendapatan permanen adalah tingkat rata-rata dari arus pendapatan yang diharapkan akan diterima seseorang pada waktu yang akan datang.
Perubahan kebijakan pemerintah seperti tingkat pemajakan memiliki pengaruh pada perilaku rumah tangga dengan efek yang lebih besar pada perilaku rumah tangga jika harapan terhadap pendapatan yang permanen lebih besar daripada harapan akan pendapatan temporer.
Keputusan Penawaran Tenaga Kerja
Rumah tangga memutuskan konsumsi dan memutuskan menawarkan tenaga kerjanya secara serentak. Konsumsi tidak dapat dipisahkan dari pasar tenaga kerja karena dengan menjual tenaga kerja seseorang akan memperoleh pendapatan untuk membayar konsumsinya.Beberapa faktor yang menentukan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan antara lain adalah tingkat upah, harga-harga barang dan jasa, kemakmuran, dan pendapatan lain-lain di luar dari pekerjaan.
Suatu kenaikan tingkat upah menyebabkan biaya oportunitas waktu luang atau waktu santai mengalami kenaikan yang akan berpengaruh kepada tingginya penawaran tenaga kerja sehingga memunculkan suatu angkatan kerja yang jumlahnya lebih besar. Ini yang disebut sebagai pengaruh subsitusi dari kenaikan tingkat upah. Di sisi lain tingkat upah yang lebih tinggi berarti orang akan lebih banyak menggunakan waktu luang dengan mengurangi waktu bekerja. Ini yang disebut sebagai pengaruh pendapatan dari kenaikan tingkat upah. Berdasarkan data yang ada, pengaruh substitusi lebih besar dibanding pengaruh pendapatan. Sehingga upah yang lebih tinggi menyebabkan naiknya penawaran tenaga kerja.
Harga juga mempunyai peranan yang penting dalam keputusan penawaran tenaga kerja. Tingkat upah nominal adalah tingkat upah yang dinyatakan dalam rupiah dalam waktu tertentu. Sedangkan tingkat upah riil adalah jumlah tingkat upah nominal yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa. Tenaga kerja tidak terlalu memperhatikan upah nominal mereka, mereka lebih memperhatikan daya beli dari upah. Dengan kata lain, lebih memperhatikan tingkat upah riil.
Kemakmuran berfluktuasi mengikuti siklus kehidupan seseorang. Jika hal-hal lain dianggap konstan atau tetap, rumah tangga yang memiliki kekayaan lebih banyak akan mengkonsumsi lebih banyak pula. Hal itu akan terus berlangsung sepanjang waktu, baik sekarang dan yang akan datang.
Adanya kenaikan yang tidak diharapkan yang berasal dari pendapatan dari luar kerja akan mempunyai pengaruh positif pada konsumsi rumah tangga. Suatu kenaikan kekayaan yang muncul tanpa diharapkan akan menyebabkan menurunnya penawaran tenaga kerja. Penurunan yang tidak diharapkan dari kekayaan akan menaikkan penawaran tenaga kerja.
Pengaruh Tingkat Bunga terhadap Konsumsi
Kenaikan tingkat bunga akan menaikkan imbalan pada tabungan dan akan menurunkan konsumsi. Hal ini merupakan efek substitusi dari perubahan tingkat bunga. Sebaliknya, penurunan tingkat bunga akan menurunkan pendapatan di luar pekerjaan utama dan juga mengakibatkan penurunan konsumsi.Pada rumah tangga dengan kekayaan yang cukup besar, efek pendapatan dari perubahan tingkat bunga akan bekerja berlawanan dengan efek substitusi. Di sisi lain jika rumah tangga tersebut memiliki hutang, maka satu penurunan tingkat bunga berarti penurunan bunga yang harus dibayar sehingga efek pendapatan dan efek substitusi bekerja bersamaan.
Perilaku Perusahaan: Investasi dan Keputusan Memperkerjakan Tenaga Kerja
Pengertian input bagi suatu perusahaan adalah barangbarang dan jasa-jasa yang dibeli oleh perusahaan yang diubah menjadi output. Terdapat dua cara perusahaan untuk menambah stok kapital mereka yaitu:- Investasi pada pabrik dan peralatan. Investasi semacam ini merujuk pada pembelian mesin-mesin tambahan, pabrik-pabrik atau gedung-gedung oleh perusahaan pada satu periode tertentu.
- Investasi pada persediaan. Hal ini dilakukan jika perusahaan memproduksi lebih banyak output dibanding dengan yang dijual dalam periode tertentu.
Keputusan Mempekerjakan Tenaga Kerja
Jika permintaan tenaga kerja meningkat pada saat kondisi perekonomian di bawah kondisi kesempatan kerja penuh, pengangguran akan turun. Jika permintaan tenaga kerja meningkat ketika kondisi kesempatan kerja penuh maka tingkat upah akan naik.Permintaan kapital baru atau pengeluran investasi yang direncanakan di mana sebagian ditentukan oleh tingkat suku bunga, merupakan hal yang sama pentingnya dengan permintaan tenaga kerja
Keputusan berapa banyak output akan dihasilkan merupakan keputusan yang berhubungan dengan metode produksi atau teknologi. Sebuah perusahaan yang berorientasi untuk memaksimumkan keuntungan memilih teknologi yang paling efisien yaitu teknologi yang meminimumkan biaya produksi.
Teknologi yang paling efisien bergantung pada harga relatif dari kapital dan tenaga kerja. Jenis-jenis teknologi antara lain yaitu:
- Teknologi intensif tenaga kerja merupakan suatu teknik produksi yang menggunakan banyak tenaga kerja relatif terhadap kapital
- Teknologi intensif kapital adalah teknologi produksi yang menggunakan banyak kapital relatif terhadap tenaga kerja
Pengaruh relatif suatu perluasan output terhadap kesempatan kerja dan permintaan investasi tergantung pada tingkat upah dan biaya modal.
Keputusan investasi memerlukan pandangan tentang masa depan dan harapan-harapan terhadap masa depan. Harapan-harapan akan masa depan tersebut disusun dengan informasi yang kurang sempurna. Keynes menyimpulkan bahwa banyak aktifitas investasi tergantung pada psikologi dan apa yang dia sebut sebagai semangat binatang dari wirausaha (animal sprits of entrepreneur) di mana hal itu akan membantu mewujudkan investasi sebagai komponen dari GDP.
Efek akselerator (the accelerator effect) adalah kecenderungan meningkatnya investasi jika output agregat naik dan akan menurunnya investasi jika output agregat menurun. Hal tersebut diartikan sebagai percepatan pertumbuhan atau menurunnya output.
Jika output agregat atau pendapatan agregat (Y) mengalami kenaikan maka investasi akan naik. Bahkan pada output yang rendah akan terjadi percepatan pertumbuhan output.
Efek Kelebihan Tenaga Kerja dan Kelebihan Kapital
Efek kelebihan tenaga kerja dan kelebihan kapital adalah kelebihan yang tidak dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat memproduksi pada tingkat tertentu. Menurunkan dengan segera jumlah tenaga kerja dan stok kapital yang ada membutuhkan biaya yang besar bagi perusahaan.Biaya penyesuaian adalah biaya-biaya yang ditanggung perusahaan ketika perusahaan memutuskan untuk merubah tingkat produksi. Sebagai contoh, biaya administratif yang harus ditanggung untuk pemberhentian sementara tenaga kerja atau biaya pelatihan tenaga kerja baru.
Investasi Pada Persediaan
Menghitung stok persediaan pada akhir suatu periode dapat dilakukan sebagai berikut:Stok persediaan (akhr periode) = stok persediaan (awl periode) + produksi – penjualan
Persedian-persedian dihitung sebagai bagian dari kapital stok perusahaan. Tingkat persediaan yang optimum adalah tingkat persediaan di mana biaya tambahan dari pengurangan sedikit persedian sama dengan tambahan keuntungan (dengan tingkat revenue yang diinginkan dan penurunan biaya penyimpanan).
Hal tersebut di atas menggambarkan trade-off antara persedian yang ditahan dan tingkat produksi. Karena adanya biaya penyesuaian, sebuah perusahaan mampu menyeimbangkan secara relatif antara jalur produksi dan tingkat penjualan. Produksi seharusnya tidak berfluktuasi sesering penjualan, dengan adanya perubahan persediaan yang berbeda di tiap periode.
Peningkatan persediaan yang tidak diharapkan memiliki efek negatif terhadap produksi yang akan datang dan penurunan yang tidak diharapkan dalam persediaan memiliki efek positif pada produksi di masa yang akan datang.
Suatu jalur produksi yang direncanakaan oleh perusahaan tergantung pada tingkat penjualan pada masa yang akan datang. Harapan penjualan pada masa akan datang memiliki efek penting pada produksi yang sedang berjalan.
Secara singkat dapat disebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan serta keputusan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
- Tingkat upah dan biaya kapital
- Harapan perusahaan akan output yang akan datang
- Jumlah kelebihan tenaga kerja dan kelebihan kapital yang ada.
Ada kaitan penting antara produksi, penjualan dan investasi persediaan. Kaitan-kaitan tersebut antara lain:
- Investasi persediaan, yang merupakan perubahan pada stok persediaan, bersumber dari perhitungan produksi yang dikurangkan dengan penjualan.
- Sebuah kenaikan yang tidak diharapkan pada stok persediaan memiliki efek negatif pada produksi yang akan datang.
- Tingkat produksi pada saat ini bergantung pada harapan akan penjualan yang akan datang
Produktivitas dan Siklus Bisnis
Produktifitas atau sering disebut sebagai produktifitas tenaga kerja didefinisikan sebagai output yang diproduksi oleh ratarata seorang pekerja dalam satu jam kerja (Y/H). Produktifitas cenderung naik pada saat perusahaan melakukan ekspansi dan cenderung turun selama masa kontraksi. Selama masa perluasan, output meningkat dalam persentase lebih besar dibandingkan kesempatan kerja, sehingga rasio output terhadap tenaga kerja juga meningkat.Umumnya, kesempatan kerja tidak berfluktuasi sesering output sepanjang siklus bisnis. Sebagai akibatnya, produktifitas yang diukur cenderung naik selama perusahaan melakukan ekspansi dan turun selama masa kontraksi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 11.2 berikut ini:
Gambar 11.2 Kurva Pekerja dan Output Dalam Siklus Bisnis
Produktifitas dalam Jangka Panjang
Teori pertumbuhan ekonomi jangka panjang berfokus pada produktifitas, yang diukur melalui output yang dihasilkan oleh tiap tenaga kerja atau GDP per kapita. Penggunaan gambaran produktifitas untuk mendiagnosa kondisi ekonomi dalam jangka panjang dapat menimbulkan pemahaman yang keliruKecenderungan perusahaan untuk menyimpan kelebihan tenaga kerja dan kapital serta implikasi untuk kepentingan pengukuran produktifitas dalam siklus bisnis, tidak ada hubungannya dengan potensi ekonomi dalam jangka panjang untuk memproduksi output.
Hubungan antara Output dan Pengangguran
Hukum Okun adalah teori yang dikemukakan oleh Arthur Okun yang menyebutkan bahwa tingkat pengangguran turun sekitar satu persen pada kenaikan GDP riil sebesar tiga persen. Penelitian dan data selanjutnya menunjukkan bahwa hubungan antara output dan pengangguran tidak sekonsisten seperti yang diprediksikan oleh Okun.Terdapat tiga hal yang penting untuk membuat perubahan pada tingkat pengangguran kurang dari persentase perubahan pada output dalam jangka pendek, yaitu:
- Ketika output naik 1 persen, jumlah pekerjaan tidak ada kecenderungan untuk meningkat hingga 1 persen dalam jangka pendek.
- Terdapat lebih banyak lapangan pekerjaan yang tersedia dibandingkan orang yang bekerja. Sebagian pekerjaan yang tersedia diisi oleh orang yang sudah punya suatu pekerjaan.
- Para pekerja yang berhenti dari pekerjaannya kembali masuk dalam kelompok pencari kerja.