Ekonomi Mikro: Perdagangan dan Spesialisasi - Vorzil

Ekonomi Mikro: Perdagangan dan Spesialisasi

Materi Kuliah Ekonomi Mikro - Roliyan.com

Sebab-Sebab Terjadi Perdagangan 

Perdagangan atau pertukaran pada mulanya adalah akibat langsung dari sifat alam, yaitu perbedaan-perbedaan dalam beragam tanah, iklim, pengairan, kekayaan alam dan lain-lain. Daerah-daerah yang tergolong tropis akan berbeda dengan daerah yang termasuk sub tropis, apalagi daerah kutub. Masing-masing daerah tersebut tentu memiliki produk hasil alam yang berbeda satu sama lain, sehingga jenis produk yang diperdagangkan pun pasti berbeda. 

Dengan demikian, maka spesialisasi perorangan/daerah/negara akan muncul, dan berkembang di dunia ini. Oleh karena itu, perdagangan merupakan akibat logis daripada spesialisasi yang terjadi antara perorangan, daerah atau negara. Dan spesialisasi itu juga merupakan faktor ekonomi yang sangat penting. Dengan spesialisasi dalam produksi diberbagai daerah, negara, pada akhirnya dapat menimbulkan perdagangan. Secara konsep teori ekonomi dapat dijelaskan dengan, apa yang dinamakan teori keuntungan absolute (absolute advantage) dan keuntungan komparatif (comparative advantage).

Arti Perdagangan 

Dalam ilmu ekonomi, perdagangan mempunyai arti khusus, yaitu sebagai proses tukar-menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela yaitu tanpa ada pemaksaan dari masing-masing pihak. Dalam arti sukarela, pertukaran ini dilakukan didasarkan pada kebebasan untuk menentukan perolehan untung rugi dari pertukaran, dan sudut pandang kepentingan setiap pelaku. Contoh terjadi unsur pemaksaan yaitu perdagangan antara negara penjajah dengan daerah jajahan, antara perusahaan multi nasional dengan induk perusahaannya di luar negeri, dan lain-lain. 

Motif Perdagangan 

Persoalan mendasar yang perlu dipertanyakan disini, adalah kenapa orang mau melakukan tukar-menukar? Dalam suatu perekonomian kegiatan tukar-menukar (trade off) kiranya tidak bisa dihindarkan, apalagi dimasa perekonomian modern sekarang ini. Untuk menjawab pertanyaan yang sederhana itu perlu dikemukakan motif utama orang mau melakukan pertukaran, yaitu ada kemungki nan memperoleh manfaat tambahan yang disebut dengan manfaat perdagangan (gains from trade).  

Menurut pandangan kaum Klasik dan Neo-Klasik, dengan prinsip kebebasan yang dilontarkan mereka maka dengan perdagangan bebas (free trade) akan memberikan manfaat tambahan yang maksimal. Dan pandangan Klasik dan Neo-Klasik ini terlihat sangat berpengaruh cukup luas dalam konsep teori naupun kebijakan ekonomi internasional hingga saat ini.

Manfaat Perdagangan 

Menurut teori klasik Adam Smith, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional (gain from trade) dan meningkatkan kemakmurannya bila:
  • Terdapat perdagangan bebas (free trade).
  • Melakukan spesialisasi berdasarkan keunggulan absolute (absolute advantage) yang dimiliki.
Manfaat perdagangan bebas internasional dapat dilihat melalui:
  1. Peningkatan ekspor kemudian mendorong peningkatan kemampuan produksi nasional bruto, dan selanjutnya ini akan mendorong peningkatan impor yang dibutuhkan di dalam negeri.
  2. Peningkatan impor tersebut di atas akan meningkatkan transfer teknologi, penanaman modal, dan demonstration effect yang positif, seperti manajemen pemasaran dan lain-lain. Jika kondisi yang terakhir ini terjadi maka akan meningkatkan persaingan sehingga mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi.
  3. Bila produktivitas dan efisiensi meningkat, maka harga barang menjadi lebih murah dan kualitas serta pelayanan akan lebih baik. Dengan demikian daya saing produk dalam negeri akan meningkat pula. Ini menjadikan akses ke pasar luar negeri akan semakin besar, sehingga dapat meningkatkan peluang ekspor.
  4. Dengan kata lain, melalui perdagangan bebas akan terjadi interaksi peningkatan ekspor dan impor sehingga mengakibatkan produk nasional bruto meningkat. Ini berarti meningkatnya kemakmuran masyarakat satu negara. 

Keuntungan Absolut 

Setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan absolut (absolute advantage), serta mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidakunggulan absolut (absolute disadvantage).

Teori keuntungan absolut ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain, sebagai berikut: 
  • Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja.
  • Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.
  • Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.
  • Biaya transportasi diabaikan. 
Secara matematika, teori keunggulan absolut dari Adam Smith dapat diilustrasikan dengan data hipotesis sebagai berikut. Berdasarkan ilustrasi data dalam Tabel 1 dapat diketahui bahwa Tenaga Kerja Indonesia memiliki keunggulan absolut pada produksi teh (12 Kg), sedangkan negara Cina memiliki keunggulan absolut dalam produksi sutra (8 m).

Tabel 1. Data Hipotesis Teori Keuntungan Absolut

Keuntungan Komparatif 

Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya.

Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien.

Berdasarkan data hipotesis dalam Tabel 2 dan Tabel 3 dua negara akan mendapatkan keuntungan jika melakukan perdagangan internasional didasarkan atas perhitungan biaya komparatif.

Tabel 2. Data Hipotesis Biaya Komparatif

Berdasarkan perbandingan biaya dapat dilihat bahwa Tenaga Kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan dengan tenaga kerja Cina da lam memproduksi 1 Kg gula (3/6 atau 1/2 hari kerja) daripada produksi 1 Mtr kain (4/5 hari kerja). Hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula

Tabel 3. Data Perhitungan Biaya Komparatif

Sebaliknya, tenaga kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan dengan Tenaga Kerja Indonesia dalam produksi 1 Mtr kain (5/4 hari kerja) daripada produksi 1 Kg gula (6/3 atau 2/1 hari kerja). Bila dihitung biaya komparatif antara Indonesia dan Cina untuk memproduksi kedua jenis produk, berdasarkan data Tabel 2, akan terlihat hasilnya seperti data pada Tabel 3. Hal inilah yang mendorong Cina melakukan spesialisasi dalam berproduksi dan mengekspor kain.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel