Ekonomi Mikro: Batas Kemungkinan Produksi
Oct 8, 2020
Edit
Kelangkaan sumber-sumber ekonomi yang digunakan untuk menghasilkan beragam barang-barang dan jasa memaksa manusia untuk melakukan pilihan di antara berbagai kemungkinan, seperti; apa yang dibuat, berapa memproduksi, bagaimana proses produksinya. Secara kuantitatif persoalan itu dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep teori, batas kemungkinan produksi (production possiblities frontier). Teori ini biasa dijelaskan dengan menggunakan sebuah kurva, yang menunjukkan berbagai kombinasi dari jumlah barang yang dapat diproduksi oleh suatu perekonomian
.
partner : Inschord
Pada sumbu vertikal dicantumkan barang primer.
Pada sumbu horizontal dicantumkan barang sekunder.
Garis lengkung melalui A, B, C, D, E, F, menunjukkan kurva batas kemungkinan produksi.
Contoh, kombinasi di titik G pada Gambar 6. menunjukkan jumlah barang yang kemungkinan diproduksi untuk barang kebutuhan primer dan sekunder dinyatakan tidak pernah tercapai, karena sumber-sumber ekonomi yang ada tidak menunjang. Demikian pula kombinasi di titik U pada gambar yang sama, disini menunjukkan bahwa masih banyak sumber-sumber ekonomi yang menganggur, sehingga perlu ada upaya yang memadai untuk meningkatkan jumlah produksi barang sekunder dan atau primer. Dengan cara demikian maka sumber-sumber ekonomi yang menganggur dapat dimanfaatkan.
Kurva batas kemungkinan produksi dengan garis putus-putus melalui titik E menunjukkan kondisi sebelum perubahan teknologi.
Kurva batas kemungkinan produksi dengan garis kontinyu melalui titik E, menunjukkan kondisi setelah perubahan teknologi.
1) Misalkan hanya diproduksi barang primer saja (Q1), maka berarti jumlah barang sekunder yang diproduksi menjadi :
2) Misalkan hanya diproduksi barang sekunder saja (Q2), maka berarti jumlah barang primer yang diproduksi menjadi:
3) Misalkan yang diproduksi Q1=Q2 , maka jumlah barang masing-masing adalah: Dengan
4) Bila terjadi peningkatan produksi barang sekunder (Q2) sebesar 16%, sebagai akibat dari penggunaan teknologi modern maka produksi barang primer (Q1) menjadi:
Akibat penggunaan teknologi modern pada barang sekunder, menyebabkan terjadi peningkatan baik untuk barang sekunder maupun barang primer (lihat Gambar 8).
Keterangan:
Fungsi I: Q2=100–¼ Q1 2
Fungsi II: Q2=116–4 1/4Q1 2
partner : Inschord
# Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Konstan
Untuk penyederhanaan analisis dalam perekonomian dianggap hanya ada dua jenis barang yang dihasilkan oleh masyarakat, yakni kelompok barang kebutuhan primer dan kelompok barang kebutuhan sekunder. Asumsi lain yang perlu dikemukakan adalah:- Perekonomian dalam kondisi yang disebut “full employment “. Ini dimaksud bahwa semua sumber-sumber ekonomi sudah digunakan secara penuh atau dengan kata lain tidak ada yang menganggur.
- Kondisi teknologi adalah tidak mengalami perubahan atau dinyatakan konstan
Gambar 6. Kurva Kemungkinan Produksi
Keterangan: Pada sumbu vertikal dicantumkan barang primer.
Pada sumbu horizontal dicantumkan barang sekunder.
Garis lengkung melalui A, B, C, D, E, F, menunjukkan kurva batas kemungkinan produksi.
Contoh, kombinasi di titik G pada Gambar 6. menunjukkan jumlah barang yang kemungkinan diproduksi untuk barang kebutuhan primer dan sekunder dinyatakan tidak pernah tercapai, karena sumber-sumber ekonomi yang ada tidak menunjang. Demikian pula kombinasi di titik U pada gambar yang sama, disini menunjukkan bahwa masih banyak sumber-sumber ekonomi yang menganggur, sehingga perlu ada upaya yang memadai untuk meningkatkan jumlah produksi barang sekunder dan atau primer. Dengan cara demikian maka sumber-sumber ekonomi yang menganggur dapat dimanfaatkan.
# Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Berubah-Ubah
Penggunaan teknologi yang lebih modern adalah solusi yang terbaik guna meningkatkan produktivitas kerja dari pekerja yang sudah ada. Contoh, kemajuan perekonomian lebih diarahkan pada peningkatan produksi primer dengan memanfaatkan teknologi modern, untuk itu kurva batas kemungkinan produksi dari kedua jenis barang tersebut akan bergeser ke sebelah kanan atas seperti diperlihatkan dalam Gambar 7 Kurva batas kemungkinan produksi yang baru dengan garis kontinyu bentuknya lebih landai, dari kurva batas kemungkinan yang awal dengan bentuk garis putus-putus. Jadi, pengaruh dari penggunaan teknologi modern adalah nampak dalam wujud kenaikan produksi barang kebutuhan primer dan sekunder dari titik E ke titik F. Oleh karena itu, kurva batas kemungkinan produksi pada Gambar 7 sebagai perwujudan terjadinya pertukaran (trade off) antara kedua jenis barang tersebut, walaupun ada perbedaan bila dilihat dari sisi waktu. Namun demikian, dalam kondisi seperti ini tetap harus diingat bahwa pertukaran itu bisa saja terjadi setiap waktu.Gambar 7. Kurva Kemungkinan Produksi (Teknologi Berubah)
Keterangan: Kurva batas kemungkinan produksi dengan garis putus-putus melalui titik E menunjukkan kondisi sebelum perubahan teknologi.
Kurva batas kemungkinan produksi dengan garis kontinyu melalui titik E, menunjukkan kondisi setelah perubahan teknologi.
# Contoh Analisis Batas Kemungkinan Produksi
Suatu perekonomian hanya menghasilkan dua kelompok barang, yakni sejumlah Q1 untuk kebutuhan barang primer. Dan sejumlah Q2 untuk kebutuhan barang sekunder. Fungsi batas kemungkinan produksi kedua kelompok barang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:1) Misalkan hanya diproduksi barang primer saja (Q1), maka berarti jumlah barang sekunder yang diproduksi menjadi :
3) Misalkan yang diproduksi Q1=Q2 , maka jumlah barang masing-masing adalah: Dengan
4) Bila terjadi peningkatan produksi barang sekunder (Q2) sebesar 16%, sebagai akibat dari penggunaan teknologi modern maka produksi barang primer (Q1) menjadi:
Akibat penggunaan teknologi modern pada barang sekunder, menyebabkan terjadi peningkatan baik untuk barang sekunder maupun barang primer (lihat Gambar 8).
Gambar 8. Fungsi Batas Kemungkinan Produksi
Keterangan:
Fungsi I: Q2=100–¼ Q1 2
Fungsi II: Q2=116–4 1/4Q1 2