Ekonomi Mikro: Keseimbangan Pasar
Oct 5, 2020
Edit
Pengertian Pasar
Setelah mempelajari dan memahami konsep teori tentang permintaan barang dan penawaran barang secara terpisah, maka selan jutnya teori tersebut digabung menjadi satu dan disebut dengan konsep keseimbangan pasar (equilibrium market). Inti pembicaraan bagian ini adalah penentuan titik keseimbangan pasar, yang terben tuk dari jumlah barang keseimbangan pasar dan harga barang keseimbangan pasar. Pasar berarti keseluruhan permintaan dan penawaran suatu barang, yang dalam pembicaraan pada umumnya dibedakan menjadi pasar dalam artian sempit dan luas. Dalam arti sempit, pasar berarti tempat dimana barang-barang dan jasa ini diperjual-belikan. Sedangkan dalam artian luas, pasar berarti suatu proses dimana permintaan dan penawaran suatu barang saling berinterkasi guna menentukan jumlah barang dan harga barang di tingkat pasar.
Harga Barang, Jumlah Barang Dan Keseimbangan Pasar
# Harga Dan Jumlah Barang
Harga adalah salah satu gejala ekonomi yang sangat penting yang berhubungan dengan perilaku, baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen. Harga diartikan sebagai ukuran nilai dari suatu barang dan jasa. Dalam masyarakat yang masih tertutup, dimana masyarakatnya belum menggunakan uang sebagai sebagai alat tukar menukar dan pengukur nilai suatu barang, maka harga suatu barang dinyatakan dalam barang lain yang dipertukarkan. Kegiatan tukar-menukar yang menggunakan barang ini disebut barter. Tukar-menu kar atau perdagangan seperti ini kadang-kadang masih digunakan oleh masyarakat atau bahkan negara dewasa ini, dengan aturan-aturan tertentu. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, mengapa suatu barang mempunyai harga? Barang mempunyai harga karena dua sebab, yaitu barang itu berguna dan barang itu langka atau jumlah nya terbatas. Oleh karena itu, barang dalam ilmu ekonomi dibeda kan menjadi barang ekonomi dan barang bebas. Barang ekonomi, adalah barang yang berguna bagi manusia dan tersedianya dalam jumlah yang terbatas, dan untuk mendapatkannya perlu pengorbanan. Disebut barang ekonomi karena ketersedi annya yang terbatas dan atau langka, oleh karena itu, barang terse but mempunyai permintaan dan penawaran.
Sedangkan barang bebas, adalah barang yang jumlahnya tidak terbatas dan untuk mendapatkannya mudah dan tidak perlu dengan pengorbanan. Seperti udara, air dan yang lain, walaupun sangat berguna bagi kehidupan manusia, namun suatu ketika benda tesebut menjadi tidak berharga.
# Titik Keseimbangan Pasar
Suatu barang mempu nyai permintaan, karena barang bersangkutan berguna, sedangkan suatu barang mempunyai penawaran, karena jumlah barangnya terbatas dan ketersediaan barang tersebut juga langka.
Ilustrasi Terbentuknya Titik Keseimbangan Pasar
Terbentuknya titik keseimbangan pasar di titik E ini, karena perpotongan kurva permintaan (s) dengan kurva permintaan (d) seperti yang diperlihatkan pada Gambar 37. Di titik keseimbangan pasar ini terlihat hanya satu titik harga barang pada tingkat mana jumlah barang X yang diminta dan ditawarkan adalah sama.Misalnya, barang X berharga Rp 7/unit, pada tingkat harga ini jumlah barang X yang di minta adalah 10 unit/hari maka berarti jumlah barang yang ditawarkan pun memiliki jumlah yang sama yakni 10 unit/hari. Untuk menampilkan proses terbentuknya titik keseimbangan pasar ini, oleh A Marshall digunakan satu diagram/grafik pada sebuah bidang datar, dimana pada sumbu horizontal dicantumkan jumlah barang X (unit/waktu) dan pada sumbu vertika dicantumkan tingkat harga barang tersebut (Rp/unit).
Pada Gambar 39 kurva permintaan dan kurva penawaran digambar menggunakan garis yang tidak lurus, dan sebagai penyederhanaan biasanya menggunakan bentuk garis lurus hanya untuk penyederhanaan saja, Garis silang yang menunjukkan kurva permintaan barang X dengan kurva penawaran barang yang sama yakni barang X ini dikenal sebagai “ Marshallian Cross”. Perpotongan antara kedua kurva (yakni s dan d ) tersebut terjadi di titik E yang disebut titik keseimbangan pasar, dan juga menunjukkan posisi keseimbangan dari jumlah barang X yang diminta dengan jumlah barang X yang ditawarkan. Dengan kata lain, pada tingkat harga Rp 7 per unit X , maka jumlah barang X yang diminta adalah sama dengan jumlah barang X yang ditawarkan yakni 10 unit/hari.
Jadi yang dimaksud jumlah keseimbangan (equilibrium quantity) sama dengan jumlah barang X yang diminta dan ditawar kan pada tingkat harga yang sama. Demikian pula dengan harga keseimbangan (equilibrium price) yang dimaksud disini Gambar 39. Keseimbangan Pasar Harga (Rp/unit) s Surplus PA E PE PB Shortage d 0 Q1 QE Q2 Jumlah Barang X (unit/bln) Keterangan: S=kurva penawaran barang d=kurva permintaan barang E=keseimbangan pasar, yakni itik potong kurva permintaan dan kurva penawaran. QE ; PE = jumlah dan harga keseimbangan pasar. Surplus = S > D Shortage = D > S suatu harga yang menunjukkan tingkatan yang sama yang menyeimbangkan jumlah barang X yang diminta dengan jumlah barang X yang ditawarkan.
Surplus Dan Shortage Dalam Kegiatan Ekonomi
# Surplus Kegiatan Ekonomi
Katakanlah posisi kegiatan ekonomi yang ditunjukkan mela lui transaksi permintaan barang X dengan penawaran barang X, tidak berada pada titik keseimbangan pasar E atau pada jumlah barang (Qe) dan harga barang (Pe). Tepatnya, katakanlah tingkat harga barang X berada di PA, dan ini bisa dilihat pada Gambar 6.1. Pada tingkat harga ini terjadi “surplus” yakni S (supply) > d (de mand). Pada kondisi surplus diketahui telah terjadi kelebihan pena waran barang X di pasar di atas permintaan barang tersebut yakni Q2 jumlah yang ditawarkan > Q1 jumlah yang diminta.
Pada kondisi surplus, yang lebih banyak tertekan adalah pro dusen dari barang X, karena dengan jumlah barang yang berlebihan di tingkat pasar akan menyebabkan persaingan di antara produsen. Terjadinya persaingan antara produsen barang X ini akan meng akibatkan, ada di atara banyak produsen yang tidak mau menaikkan harga lagi, bahkan malah ada yang justru menurunkan harga barangnya. Sehingga, selanjutnya persaingan itu akan mengarahkan tingkat harga barang akan turun dalam upaya produsen bersangkut an merebut pasar.
Dan kejadian yang terakhir inilah yang menunjukkan suatu proses bekerjanya mekanisme pasar, dimana di dalam proses ini te lah terjadi penyesuaian harga barang akibat adanya persaingan anta ra produsen. Disini arah dari perkembangan tingkat harga barang X adalah menuju ke titik keseimbangan pasar E. Pada tingkat harga keseimbangan pasar di PE inilah baru terjadi kesamaan antara Q1=Q2, yakni kesamaan antara jumlah barang X yang diminta oleh konsumen dan jumlah barang X yang ditawarkan oleh produsen. Oleh karena itu, bekerjanya mekanisme pasar seperti tersebut di atas, justru pada akhirnya menciptakan kondisi keseimbangan pasar.
# Shortage Kegiatan Ekonomi
Sekarang sebaliknya, yang dibicarakan yakni “shortage” Tepatnya, katakanlah tingkat harga barang X berada di PB , dan ini bisa dilihat pada Gambar 37. Pada tingkat harga ini terjadi “shortage” yakni d (demand) >S (supply). Pada kondisi shortage diketahui telah terjadi kelebihan permintaan barang X di pasar di atas penawaran barang tersebut yakni Q2 jumlah yang diminta > Q1 jumlah yang ditawarkan.
Pada kondisi shortage, yang lebih banyak tertekan adalah konsumen dari barang X, karena dengan jumlah barang yang kurang di tingkat pasar akan menyebabkan persaingan di antara konsumen. Terjadinya persaingan antara konsumen barang X ini akan mengakibatkan, ada di antara sekian banyak konsumen yang mau membayar harga barang tersebut lebih mahal lagi. Sehingga selanjutnya, persaingan antara konsumen tersebut akan mendorong harga barang lebih mahal dan mengarah ke harga keseimbangan pasar. Jadi terjadinya persaingan di antara konsumen justru mengarahkan tingkat harga barang semakin meningkat. Dan kejadian yang terakhir ini, menunjukkan suatu proses bekerjanya mekanisme pasar, dimana arah perkembangan tingkat 92 harga barang X adalah menuju ke titik keseimbangan pasar E. Pada tingkat harga keseimbangan pasar di PE kembali tercipta kesamaan antara Q1=Q2 yakni kesamaan antara jumlah barang X yang diminta oleh konsumen dan jumlah barang X yang ditawarkan oleh produsen.
Dengan memperhatikan uraian tentang surplus dan shortage di atas, maka dapat dikatakan kondisis surplus dan shortage akan lenyap sebagai akibat bekerjanya mekanisme pasar. Dan selanjutnya dapat diketahui bahwa dalam proses mekanisme pasar ini telah terjadi persaingan tidak hanya pada tingkat produsen saja namun kenyataannya bisa juga terjadi pada tingkat konsumen. Dan, akhir dari persaingan yang terjadi di antara konsumen dan atau di antara produsen sendiri, menandakan bekerjanya mekanisme pasar. Hasil dari persaingan antara produsen maupun antara konsumen tersebut pada akhirnya akan selalu menciptakan kondisi baru yang disebut dengan keseimbangan pasar.
# Surplus Konsumen Dan Produsen
Hasil akhir dari bekerjanya mekanisme pasar seperti telah dijelaskan pada bahasan seblumnya, maka dapat dikemukakan disini, bahwa pasar sesungguhnya mampu memaksimalkan seluruh surplus konsumen (consumer surplus) dan juga surplus produsen (producer surplus).
- Surplus konsumen adalah sejumlah nilai pembe lian atas suatu barang oleh konsumen yang melebihi dari apa yang sebenarnya ia bayar untuk barang tersebut.
- Surplus produsen adalah sejumlah nilai dari hasil penjualan barang (revenue) oleh produsen yang melebihi dari apa yang sebenarnya ia bayar (variable cost production), untuk memproduksi barang tersebut.
Untuk mengetahui besarnya surplus konsumen dan surplus produsen, disini digunakan konsep teori permintaan dan penawaran serta keseimbangan pasar suatu barang. Uraian berikut mengemu kakan dasar perhitungan dari surplus konsumen dan surplus produsen, dengan menggunakan konsep teori ekonomi tersebut di atas dan juga analisis matematika.
Luas bidang AEPE adalah sama denga besarnya surplus konsumen dan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Luas bidang AEPE adalah sama dengan besarnya surplus konsumen dan dihitung dengan cara sebagai berikut:
Perubahan Titik Keseimbangan Pasar
Faktor-faktor lain yang dianggap konstan (ceteris Paribus) dalam konsep teori permintaan dan teori penawaran, bila selanjutnya dinyatakan tidak konstan lagi, maka perubahan-perubahan tersebut akan dapat menyebabkan terjadinya perubahann dan jumlah permintaan, jumlah penawaran yang biasa ditandai dengan pergeseran dalam kurva permintaan (d) dan penawaran (s). Bila dalam kegiatan ekonomi terjadi perubahan-perubahan dalam faktor-faktor penentu permintaan dan penawaran, maka ini berarti akan menyebabkan terjadinya pergeseran titik keseimbangan pasar. Pergeseran titik keseimbangan pasar ini lebih lanjut akan merubah kondisi kesejahteraan konsumen dan produsen dalam suatu kegiatan perekonomian.
# Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Bila dilihat dari sisi konsumen. Misalnya, dianggap terjadi pening katan pendapatan konsumen, maka perubahan pendapatan ini akan mampu menggeser kurva permintaan konsumen akan barang X, yaitu dari kurva d ke kurva d*. Dan pergeseran kutva permintaan d ke d* adalah sejajar, dan ini mampu menggeser titik keseimbangan pasar ke sebelah kanan dari kedudukan E semula. Ini berarti pula bahwa tingkat kesejahteraan konsumen mengalami peningkatan
Demikian pula dari sisi produsen. Katakanlah disini terjadi pemanfaat teknologi baru oleh produsen. Kejadian ini tentu akan berpengaruh kepada tingkat produktivitas yang mampu dihasilkan oleh produsen. Semakin tinggi produktivitas perusahaan, maka beraarti semakin tinggi produk yang dapat diciptakan, dan hal ini akan meningkatkan keuntungannya. Oleh karena itu dikatakan kesejahteraan ekonomi produsen juga dikatakan meningkat. Kejadian ini di tunjukkan melalui pergeseran kurva penawaran produsen ke sebelah kanan. Pergeseran kurva penawaran ke kanan dari s ke s* tentu akan menggeser pula keseimbangan pasar dari semula E ke arah sebelah kanan dari titik E semula.
Implikasi dari pergeseran sejajar kurva permintaan d dan kurva penawaran s masing-masing menjadi d* dan s*, ini menandakan telah terjadi kenaikan kesejahteraan ekonomi pelaku kegiatan ekonomi (masyarakat). Dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat ini dapat dilihat melalui Gambar 41 yaitu sebesar bidang bergaris/di arsir. Tentu saja kondisi kebalikannya dapat berlaku, yakni bilamana kurva d dan s ini bergeser sejajar ke sebelah kiri, maka dampaknya adalah kesejahteraan ekonomi masyarakat akan menjadi menurun.
# Pergeseran Titik Keseimbangan Pasar Dan Efek Kebijakan Pajak Per Unit
Kebijakan pajak per unit terhadap suatu barang yang dilekukan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan penerima an pemerintah yang bersumber dari pajak. Namun kebijakan pajak ini mempunyai dampak, yakni penurunan konsumsi terhadap barang yang dikenakan pajak, karena dengan pengenaan pajak Gambar 41. Surplus Konsumen Dan Surplus Produsen Harga (Rp/unit) A s S* SK PE E E* SP d* B d 0 QE Jumlah Barang (unit/bln) Keterangan: Sebelum Terjadi Pergeseran Kurva d dan s: E=Keseimbangan Pasar PE=Harga keseimbangan Q=Jumlah keseimbangan Setelah Terjadi Pergeseran Kurva d ke d* dan s ke s* : Keseimbangan Pasar bergeser dari E ke E*. Bidang bergaris=tambahan kesejahteraan ekonomi masyarakat 95 dipastikan harga barang itu akan naik dan bahkan menurunkan kesejahteraan konsumen maupun produsennya.
Dengan pengenaan pajak t per unit, terjadi pergeseran kurva penawaran barang S ke St. Dengan demikian, titik keseimbangan pasar juga bergeser dari titik E ke E*. Ini menyebabkan harga barang menjadi naik, dan mempengaruhi permintaan barang X.
Di sini jumlah barang yang diminta, seperti yang terlihat pada Gambar 42, turun dari QE ke QE*. Perubahan jumlah barang yang diminta terjadi di sepanjang kurva permintaan d.
Kebijakan pajak t unit barang berdampak negatif terhadap kesejahteraan konsumen dan produsen. Dampak negatif tersebut terlihat melalui analisis ringkas berikut:
# Pergeseran Titik Keseimbangan Pasar Dan Efek Kebijakan Subsidi
Kebijakan subsidi dari pemerintah adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku kegiatan ekonomi atau masyarakat. Adapun dampak kebijakan subsidi ini terlihat melalui peningkatan konsumsi terhadap barang yang dikenakan subsidi. Karena, dengan subsidi harga barang itu akan turun dan mendorong peningkatkan kesejahteraan konsu men maupun produsennya.
Dengan kebijakan subsidi, menyebabkan terjadinya pergeseran dari kurva penawaran barang S ke kurva penawaran setelah pajak yakni St. Dengan demikian, titik keseimbangan pasar juga bergeser dari titik keseimbangan pasar di E ke titik keseimbangan pasar yang baru yakni di titik E*. Ini menyebabkan harga barang menjadi turun, dan mempengaruhi permintaan barang X. Disini jumlah barang yang diminta naik dari QE menjadi sebesar QE*. Perubahan jumlah barang yang diminta konsumen terjadi di sepanjang kurva permintaan d (yakni, dari titik E ke E*).
Dampaknya subsidi terhadap kesejahteraan konsumen dan produsen dapat diketahui dengan cara melihat ringkasan berikut:
Kebijakan subsidi berdampak positif terhadap kesejahteraan konsumen dan produsen, yakni telah menyebabkan peningkatan kesejahteraan ekonomi pelaku kegiatan ekonomi sebesar PBEE*PE*.
# Pergeseran Titik Keseimbangan Pasar Dan Efek Kebijakan Edukatif Pemerintah
Kebijakan edukatif pemerintah bertujuan untuk mendidik masyarakat agar lebih sadar serta waspada terutama di dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang yang sifatnya merugikan mereka. Jenis barang yang dinyatakan tidak patut dikonsumsi, misalnya sejenis obat-obatan terlarang, sejenis narkoba, putau, dan lainlain. Sebab barang sejenis itu tergolong obat terlarang, yang dapat merusak syaraf manusia dan menyebabkan kecanduan, serta susah disembuhkan bagi penderita kecanduan obat tersebut.
Adapun bentuk kebijakan edukatif yang dikeluarkan oleh pemerintah, antara lain larangan masyarakat untuk mengkonsumsi obat-obatan terlarang berdasarkan ketentuan instansi berwenang tentu saja ada sangsi atas pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat atas ketentuan tersebut. Dan jika larangan itu dilanggar maka baik pengedar dan juga pemakainya, dikenakan sanksi hukum sesuai dengan undang undang yang berlaku. Dan nampaknya kebijakan edukatif semacam ini disamping diharapkan berdampak pada penurunan jumlah konsumsi obat-obatan terlarang, juga kebijakan semacam ini akan berdampak terhadap tingkat harga pasar dari produk sejenis itu. Akibatnya, jika benar-benar kebijakan itu berhasil sesuai dengan yang diharapkan, maka akan terjadi penurunan peredaran gelap obat-obatan terlarang tersebut. Tentu dampak yang lain masih ada, yakni walaupun ada kebijakan seperti itu, tidak menjamin peredaran obat-obatan terlarang akan hilang dari pasaran. Sebab, dengan naiknya tingkat harga, akibat kebijakan edukatif ini, justru dapat dimanfaatkan oleh produsen. Karena sesuai dengan hukum penawaran yakni semakin tinggi harga suatu barang maka produsen akan berusaha keras untuk meningkatkan penjualannya
Dengan kebijakan pemerintah, dilarang mengkonsumsi obat terlarang yang ditetapkan oleh instansi terkait maka berarti pemerintah berupaya menurunkan permintaan konsumen, tetapi dari sisi pe nawaran pemerintah tidak dapat mengawasi sehingga diasumsikan disini penawaran barang tersebut adalah tetap.
Sebagai dampak dari kebijakan pemerntah semacam itu, ma ka akan terjadi pergeseran kurva permintaan d menuju ke dE. Akibatnya lebih lanjut adalah, titika keseimbangan E ikut bergeser ke kiri menjadi titik E*. Yang terjadi sekarang adalah harga obat terlarang tersebut menjadi lebih murah, dan sementara memang tingkat konsumsi atau jumlah permintaan turun dari QE menjadi QE* Turunnya konsumsi barang tersebut memang menjadi tujuan peme rintah, akan tetapi jika tidak disertai dengan pengawasan yang super ketat, hal ini akan menyebabkan dalam jangka waktu tertetu kondisi permintaan barang tersebut akan kembali meningkat. Sebab, jika tingkat harga barang itu murah akan menyebabkan konsumen baru akan cenderung membeli barang tersebut, apalagi dari sisi penawa ran tidak terkontrol oleh pemerintah.
Oleh karena itulah, jika ingin kebijakan edukatif semacam itu diterapkan maka sepatutnya pemerintah melakukan pengawasan yang benar-benar ketat, tidak saja bagi pemakai obat-obatan terlarang juga bagi pengedar, produsennya. Tentu saja pengawasan semacam itu perlu dilakukan, tidak saja oleh pemerintah tetapi juga oleh seluruh masyarakat.
# Kebijakan Harga Dari Pemerintah Dan Titik Keseimbangan Pasar
Dalam menetapkan kebijakan harga pemerintah biasanya me lakukan dengan cara pengendalian harga suatu barang. Cara pengendalian harga yang dimaksud ditetapkan dengan menetapkan tingkat harga barang tersebut, yaitu;
- batas harga tertinggi (ceiling price,)
- batas harga terendah (floor price).
Penetapan Harga Tertinggi
Harga tertinggi adalah harga maksimum pada tingkat mana suatu produk dapat dijual secara legal. Pengaruh harga tertinggi tergantung pada tingkatan dari harga tersebut. Jika penetapan harga tertinggi yang legal maksimum ada di atas harga keseimbangan pasar, yang diberlakukan dengan beragam cara, maka harga tertinggi tersebut tidak berpengaruh. Satu dari sekian banyak harga tertinggi yang efektif, adalah ada di bawah harga keseimbangan, katakanlah PA seperti yang nampak pada Gambar 45
Pada harga maksimum yang legal yakni PA, konsumen ingin membeli lebih dari yang ingin ditawarkan produsen. Oleh karena itu, mereka menghadapi persaingan satu sama lain karena penawaran yang tersedia menunggu antrian, advertensi, dan seterusnya.
Naiknya harga ini adalah harga nyata bagi konsumen. Harga yang benar-benar bagi konsumen semestinya ditawarkan dengan berbagai cara agar meningkat ke PB. Karena pada tingkat harga yang rendah sekali, jumlah barang yang diminta masih melebihi jumlah barang yang ditawarkan, yang mendorong lebih lama waktu tunggu.
Dengan penetapan harga tertinggi ini nampaknya berdampak pada hilangnya kesejahteraan konsumen dan produsen yang kira-kira disebabkan dua alasan. Pertama Gambar 45. Keseimbangan Pasar Dan Kebijakan Harga Tertinggi Harga (Rp/unit) S PB PE E Price ceiling PA d 0 Qs QE Qd Jumlah Barang (unit/bln) Keterangan: PA=price ceiling (harga tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap suatu barang. karena ada pengurangan dalam jumlah keseimbangan ke Qs. Kedua, ada dari konsumen yang menilai pengeluaran waktu tunggu dalam antrean. Ini adalah sama dengan PB - PA dikalikan jumlah barang yang dibeli, yakni seluas bidang segi empat hitam (lihat Gambar 45).
Keseimbangan Pasar Dengan Perubahan Bersama Kurva Permintaan Dan Penawaran
Alfred Marshall membedakan tiga periode waktu dalam memperhatikan segi penawaran yang menyesuaikan diri dengan permintaan yang berubah. Periode waktu yang dimaksud, yaitu keseimbangan sementara, keseimbangan jangka pendek, keseimbangan jangka panjang. Dalam Gambar 46 disajikan kurva penawaran S1, S2, dan S3 ,dengan menganggap bahwa permintaan konsumen bergeser dari d ke d*.
Keseimbangan Sementara
Kondisi mula-mula dimulai dari kurva penawaran S1 yang vertikal, berarti bersifat inelastis sempurna (koefisien elastisitas penawarannya sama dengan nol (0)). Tingkat harga keseimbangan pasar ditunjukkan oleh titik PB dengan titik keseimbangan pasarnya di titik E*. Akibat bertambahnya permintaan yakni dari d ke d*, maka timbul perubahan dalam jangka waktu yang sangat pendek, dalam jumlah yang ditawarkan. Produsen melakukan aktivitas produksinya lebih intensif guna memenuhi permintaan yang bertambah.
Keseimbangan Jangka Pendek
Dalam jangka pendek kurva penawaran ditunjukkan dengan S2 yang bersifat lebih elastis daripada S1. Kurva penawaran S2 menunjukkan dalam jangka pendek. Akibat terjadinya perubahan permintaan dari d ke d*, maka tingkat harga pasar akan menurun, yaitu dari PB ke titik keseimbangan baru PE, yang titik keseimbangannya terjadi di E**.
Keseimbangan Jangka Panjang
Dalam jangka panjang kurva penawaran ditunjukkan dengan S3 yang lebih elastis daripada kurva penawaran dalam jangka pendek yaitu S2. Bila dalam jangka panjang terjadi kenaikan permintaan yaitu dari d ke d*, maka produsen akan melakukan penambahan jumlah penawaran produknya dengan jalan memperluas aktivitas produksinya. Akibatnya keseimbangan pasar akan tercapai dalam jangka panjang yang ditunjukkan di tingkat harga PA dengan titik keseimbangan pasar adalah di E***.
Jika diperhatikan ketiga aktivitas yang berbeda waktunya seperti tersebut di atas, maka terjadinya perubahan titik keseimbangan pasar (tingkat harga keseimbangan pasar dan jumlah keseimbangan pasar) adalah berbeda-beda. Perbedaan titik keseimbangan terse but ternyata disebabkan tidak hanya karena perubahan permintaan suatu barang, tetapi juga karena perubahan dan sifat-sifat penawaran suatu barang. Nampak jelas dari uraian di atas, bahwa semakin elastis kurva penawaran suatu barang dengan permintaan tertentu, menyebabkan terjadinya penurunan tingkat harga pasar dari barang bersangkutan. Dengan kata lain, tingkat harga suatu barang dalam jangka panjang akan semakin rendah.
Contoh:
Perubahan Titik Keseimbangan Pasar Dengan Pergeseran Kurva Permintaan Dan Penawaran
Dalam perekonomian terbuka, keseimbangan perekonomian nasional ditentukan oleh kegiatan perdagangan yang disebut dengan ekspor dan impor. Kegiatan perdagangan internasional tersebut intinya juga ditentukan oleh terjadinya traksaksi penawaran dan permintaan suatu barang. Penawaran total barang suatu negara ditentukan oleh produksi dalam negeri ditambah impor. Disisi lain, adalah permintaan nampaknya ditentukan oleh konsumsi dalam negeri ditambah dengan ekspornya seperti yang diperlihatkan dalam bentuk Skema 1.
Keterangan:
- DT=kurva permintaan total (terdiri dari CD=konsumsi dalam negeri+X=ekspor).
- ST=kurva penawaran total (terdiri dari PD=produksi dalam negeri+M=impor).
- E0=titik keseimbangan tanpa X & M.
- E1=titik keseimbangan setelah ada M.
- E2=titik keseimbangan setelah ada X.
- E3=titik keseimbangan setelah ada X & M, diasumsikan X=M.
Terjadinya pergeseran kurva permintaan dan penawaran seperti yang diperlihatkan pada Gambar 47 maka dapat dijelaskan tentang terjadinya titik keseimbangan pasar dari kegiatan ekonomi berskala nasional. Yakni:
- Nila impor (M) mengalami kenaikan maka total penawaran barang di dalam negeri akan naik. Kejadian ini ditandai dengan kurva S yang bergeser ke kurva ST. Dalam kejadian ini, bila permintaan diasumsikan tetap maka harga barang akan turun yaitu dari PE ke P1 dan produksi dalam negeri akan turun dari Q0 menjadi Q1. Sedangkan titik keseimbangan perekonomian bergeser dari E0 ke E1. Ini berarti bahwa kegiatan perekonomian di dalam negeri mengalami penurunan.
- Sebaliknya, bila permintaan luar negeri atau ekspor (X) naik, maka kurva permintaanakan bergeser ke kanan atas dari D ke DT. Dalam hal ini diasumsikan penawarannya yang konstan, maka harga barang akan naik dari PE ke P2 dan produksi dalam negeri naik dari Q0 ke Q2. Sedangkan titik keseimbangan pasar bergeser dari titik E0 ke E2. Kejadian ini berarti kegiatan ekonomi di dalam negeri meningkat.
- Demikian pula, jika permintaan dan penawaran total berubah dan dinyatakan naik. Kenaikan ekspor menggeser kurva permintaan D ke DT dan kenaikan impor menggeser kurva penawaran S ke ST. Dengan asumsi, bilamana eksporsama dengan impor (X=M) maka dengan kenaikan kedua komponen tersebut tidak berpengaruh pada harga keseimbangan pasar di dalam negeri, tetapi terjadi kenaikan jumlah produksi di dalam negeri yaitu dari Q0 ke Q3, dan kejadiannya di titik keseimbangan E3 dimana saat ini terjadi perpotongan antara kurva permintaan DT dengan kurva penawaran ST (atau DT=ST). Ini berarti bahwa akan terjadi peningkatan kegiatan ekonomi di dalam negeri dengan kondisi yang stabil, bila dilihat dari tidak terjadinya perubahan harga barang di dalam negeri, yaitu pada tingkat harga keseimbangan pasar PE.