Ekonomi Mikro: Definisi, Fungsi, dan Kurva Penawaran (Supply) - Vorzil

Ekonomi Mikro: Definisi, Fungsi, dan Kurva Penawaran (Supply)

Materi Kuliah Ekonomi Mikro - Roliyan.com

Definisi Penawaran

Penawaran adalah jumlah barang yang akan ditawarkan pro dusen pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu, dengan asumsi faktor-faktor lain selain harga barang bersangkutan adalah tetap (ceteri paribus). Faktor-faktor lain yang dimaksud terdiri dari; teknologi pembuatan barang, harga faktor-faktor produksi dan harga barang pengganti, ekspektasi, jumlah pembeli, bencana alam, dan sebagainya. 

Daftar Penawaran

Daftar (schedule) penawaran barang menunjukkan daftar informasi atau data tentang rencana jumlah barang yang akan ditawar kan, pada berbagai tingkat harga dan waktu tertentu. Sebagai contoh, lihat dafar penawaran beras berikut.

Tabel 8. Penawaran Beras – Dua Produsen

Kurva Penawaran 

Data jumlah barang dan harga barang (contoh beras) yang ditawarkan di atas bila disajikan dalam bentuk grafik garis, dinama kan kurva penawaran. Jadi kurva penawaran adalah sebuah garis yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang akan ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Untuk menggambarkan sebuah kurva penawaran pada sebuah bidang datar, disini diperlukan dua variabel yakni; variabel harga barang dan variabel jumlah barang yang ditawarkan produsen. Dengan menggunakan contoh data dalam Tabel 8, variabel harga beras dicantumkan pada sumbu vertikal, dan jumlah beras dicantumkan pada sumbu horizontal. 

Gambar 27. Kurva Penawaran Beras Dua Produsen

Hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang dita warkan bila dilihat dalam kurva penawaran ternyata mempunyai arah positif. Ini menandakan bahwa pada harga yang rendah jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen juga rendah. Sebaliknya, pada tingkat harga yang tinggi maka jumlah barang yang ditawarkan juga semakin banyak.

Hukum Penawaran 

Produsen suatu barang dalam menawarkan barangnya sangat tergantung kepada tingkat harga barangnya. Jika harga barang mengalami kenaikan maka produsen akan menawarkan barang dalam jumlah yang besar, dan sebaliknya jika harga barang menurun maka produsen cenderung menawarakan barang lebih sedikit

Hubungan antara tingkat harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan, dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain adalah konstan (ceteris paribus), ini dinyatakan dalam hukum penawaran barang. Hukum penawaran suatu barang (law of supply) menyatakan bahwa bila harga barang naik maka jumlah barang yang akan dita warkan akan bertambah banyak, dan sebaliknya jika harga barang turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang.

Faktor-Faktor Penawaran 

Produsen di dalam menawarkan barang banyak ditentukan oleh faktor ekonomi dan non ekonomi. Faktor-faktor yang dimaksud antara lain harga barang bersangkutan, teknologi, ekspektasi, harga faktor-faktor produksi, jumlah pembeli dan penjual, bencana alam,iklim dan sebagainya. 

Harga barang. Jumlah barang yang ditawarkan produsen sangat ditentukan oleh harga barang bersangkutan. Jelasnya, semakin mahal harga barang yang dihasilkan produsen di pasaran maka produsen cenderung menjual hasil produksinya lebih banyak, dan atau sebaliknya. Oleh karena itulah, terjadi hubungan positif antara tingkat harga barang dengan jumlah barang yang akan ditawarkan

Tekonologi sangat berpenagruh dalam pembuatan barang. Jenis teknologi menentukan tingkat produktivitas barang yang dihasilkan. Penggunanan teknologi Gambar 27. Kurva Penawaran Beras Dua Produsen Harga (Rp/kg) SI 30 SII 20 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Beras (kg/bln) Keterangan: SI = kurva penawaran beras dari produsen I. SII = kurva penawaran beras dari produsen II. Slope kurva penawaran I dan II adalah positif. Bentuk kurva penawaran adalah naik dari kiti ba wah ke kiri atas. tradisional tentu berbeda dengan teknologi modern. Semakin canggih teknologi, produktivitasnya sudah dipastikan semakin tinggi Oleh karena itu, dikatakan penggunaan teknologi sebagai faktor penentu tingkat produktivitas, semakin tinggi produktivitas perusahaan semakin efisien dalam berproduksi,dan akhirnya semakin menguntungkan perusahaan

Ekspektasi juga ikut menentukan tinggi rendahnya penawaran barang. Ekspektasi ini ada hubungannya dengan pemasokan modal oleh investor. Bila investor punya ekspektasi akan naiknya ke untungan sebuah perusahaan, maka investor akan menanamkan modalnya lebih banyak diperusahaan tersebut melalui pasar bursa efek atau pasar modal. Dengan modal usaha yang semakin besar berarti perusahaan akan mampu meluaskan usaha, mampu meningkatkan produksi. Peningkatan produksi dengan kondisi tingkat harga produk yang stabil atau bahkan meningkat, ini menjadi daya dorong perusahaan untuk semakin berkembang.Demikian juga kondisi sebaliknya, terjadi yakni bila ekspektasi investor akan keuntungan perusahaan semakin meredah, hal ini sangat merugikan perkembangan sebuah perusahaan.

Harga faktor-faktor produksi sebagai faktor yang berpengaruh langsung terhadap besar kecilnya produk yang dihasilkan sebuah perusahaan. Kuantitas dan kualitas faktor-faktor produksi disamping menentukan jumlah produksi juga menentukan kualitas produksi. Jadi dengan menghasilkan produksi yang besar, berarti usaha semakin berkembang. Oleh karena, penggunaan faktor-faktor produksi ini berpengaruh langsung terhadap produksi, maka kstabilan harga faktor-faktor produksi sangat menentukan fluktuasi perkembangan perusahaan. Harga faktor-faktor produksi yang mahal tentu saja menyulitkan kelangsungan produksi sebuah perusahaan. Untuk itulah dikatakan harga-harga faktor-faktor produksi yang stabil dan tidak mahal, dapat menjamin perkembangan suatu perusahaan.

Jumlah produsen tentu terkait dengan jumlah produk yang di hasilkan untuk memenuhi pasar. Semakin banyak produsen yang membuat barang yang sama, berarti semakin berlimpah barang ada di pasaran. Jumlah barang yang banyak tentu tidak menjadi masalah bagi perekonomian, seandainya konsumen barang tersebut juga banyak. Yang menjadi permasalahan adalah bahwa jika produsen suatu barang yang banyak maka akan ada persaingan di antara produsen sendiri. Tentu produsen yang menguasai pasarlah yang akan unggul dalam persaingan tersebut. Dan kondisi seperti in akan menyebabkan saling berebut pasar, bahkan bisa menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan dapat mematikan perusahaan kecil. 

Bencana alam seperti banjir, kebakaran, kekeringan, badai, bahkan iklim yang buruk jelas-jelas dapat menghancurkan usaha. Oleh karenanya, jika salah satu bencana tersebut menimpa sebuah perusahaan, maka seketika itu juga perusahaan bisa menyebabkan kebangkrutan. Jadi bukan saja menurunkan produksi yang ditawarkan, bahkan meniadakan produksi suatu barang. Sebagai contoh, bencana banjir bandang. Kejadian seperti ini tentu membuat produksi gagal total dan sekaligus menurunkan produksi dipasaran, dan bahkan membuat barang langka di pasaran.

Penawaran Industri 

Industri diartikan dengan kumpulan dari banyak firm (perusahaan) yang menghasilkan produk yang sama. Setiap firm tentu meng hasilkan sebagian kecil dari produk ditingkat pasar. Namun, jika firmnya banyak dan produksi setiap firm digabung maka produk yang dihasikan menjadi banyak jumlahnya. Jadi, penawaran industri sangat ditentukan oleh jumlah produk yang ditawarkan oleh firm yang ada di tingkat pasar. Karena itu, penawaran industri ditentukan dengan menjumlahkan seluruh produk yang dihasilkan oleh seluruh firm yang ada di tingkat pasar, pada tingkat harga produk yang sama dalam waktu tertentu. 

Dengan cara menjumlahkan seluruh produk dari seluruh firm pada tingkat harga yang sama tersebut, selanjutnya dapat dibentuk kurva penawaran industri untuk suatu barang. Untuk jelasnya cara penentuan kurva penawaran industri suatu barang dapat dilihat melalui Gambar 28. Di dalam perekonomian pasar dianggap sementara ada dua produsen yang menghasilkan barang yang sama. Bila diperhatikan kurva penawaran industri yang melalui titik A dan B pada Gambar 28, maka bentuknya semakin curam, karena meru pakan penjumlahan produk dari produsen I dan produsen II pada harga yang sama Misalnya produk industri di titik A adalah penjumlahan dari produk A1 dari produsen I dan A2 dari produk produsen II. Demikian pula di B produk industri adalah penjumlahan B1 dari produsen I dan B2 dari produsen II. Kecuraman kurva penawaran industri menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat harga barang kecuraman kurva penawaran industri semakin tajam dan dinyatakan semakin kurang elastis, jika dibandingkan dengan kurva produsen I dan produsen II.. 

Gambar 28. Kurva Penawaran Industri

Dengan menggunakan data hipotesis, dapat dilihat ulasan di atas berdasarkan data pada Tabel 9. Dengan bukti kurva itu berarti bahwa pada tingkat penawaran industri, bila terjadi suatu perubahan harga yang relatif besar (misalkan 10%), maka akan terjadi perubahan jumlah barang yang ditawarkan relatif kecil daripada Gambar 28. Kurva Penawaran Industri Industri Jumlah (unit/bln 45 B 36 Produsen I 27 A Produsen I B2 18 A2 B1 9 A1 0 3 6 Harga (Rp/unit) Keterangan: Produsen I, menghasilkan produk di: A1 dan B1 pada tingkat harga 3 dan 6. Produsen II, menghasilkan produk di: A2 dan B2 pada tingkat harga 3 dan 6. Industri, menghasilkan pro duk di A dan B, dimana: A = A1 + A2 dan B = B1 + B2, Pada tingkat harga 3 dan 6. perubahan harganya (misalnya 5%). Ini terjadi, karena jumlah penawaran barang di tingkat pasar sudah semakin besar, dalam waktu tertentu. 

Tabel 9. Penawaran Dalam Industri Beras

Pergeseran Kurva Penawaran 

Hukum penawaran barang dinyatakan berlaku jika diasumsi kan, bahwa ada faktor lain selain dari tingkat harga barang adalah konstan (ceteris paribus). Dalam dunia nyata, diketahui banyak variabel yang dianggap konstan dibawah asumsi tersebut senyatanya tidalah konstan atau sering mengalami perubahan setiap jangka waktu tertentu, yakni bisa sehari, seminggu dan sebagainya. Contoh, variabel ekonomi yang sering mengalami perubahan, adalah teknologi, ekspektasi, harga faktor-faktor produksi, harga barang lain, jumlah produsen, bencana alam, iklim dan lain-lain.

Akibat tidak berlakunya asumsi dasar tersebut di atas, maka diperkirakan akan terjadi perubahan penawaran suatu barang. Dengan kata lain, akan terjadi pergeseran sejajar dari kurva penawaran barang tersebut, dimana pergeseran kurva penawaran itu bisa saja sejajar ke kiri atau bisa bergeser sejajar ke kanan. Contoh, jika variabel ekonomi seperti teknologi firm karena sesuatu sebab berubah dari yang tradisional menjadi modern, maka kurva penawaran barang X dari firm tersebut akan bergeser sejajar ke arah kanan. Karena, sekarang firm mampu meningkatkan produktivitas usahanya. 

Gambar 29. Pergeseran Kurva Penawaran Barang X

Sebaliknya, jika tekonogi yang diterapkan masih tradisional maka produktivitas firm akan tidak mengalami kenaikan bahkan dapat menurun. Pergeseran sejajar kurva penawaran barang ke kiri maupun ke kanan, dijelaskan melalui Gambar 28.Tentu perlu diingat, bahwa sebenarnya penurunan atau kenaikan penawaran suatu barang, dipengaruhi oleh banyak faktor yakni baik itu faktor-faktor ekonomi maupun faktor non ekonomi.

Penawaran Dan Jumlah Penawaran 

Dampak dari faktor yang menentukan penawaran dari berba gai jenis barang seperti yang dijelaskan di atas, secara konsep teori ekonomi dapat menggeser kurva penawaran barang masing-masing. Ada yang mampu menggeser kurva penawaran barang tersebut ke kiri atau ke kanan, namun pergeserannya adalah sejajar. Untuk melihat dampak dari perubahan penawaran akibat dari perubahan faktor-faktor penyebabnya, disajikan dalam Tabel 10.

Beberapa faktor ekonomi dan non ekonomi sebagai faktor penentu yang mempengaruhi terjadinya penawaran barang, seperti telah disebutkan pada Tabel 10. diketahui berbeda-beda satu sama lain. bila ditilik dari masing-masing variabel. Faktor-faktor seperti harga barang bersangkutan, teknologi tradisional dan modern, harga dari faktor-faktor produksi, ekspektasi, jumlah pembeli dan penjual, yang jelas pasti mempengaruhi penawaran suatu barang, dan diketahui mengakibatkan terjadinya pergeseran sejajar terhadap kurva penawaran dari barang tersebut ke kiri atau ke kanan. Ini berarti, variabel penentu pergeseran kurva penawaran secara langsung dapat mempengaruhi jumlah dan harga barang yang ditawarkan secara bersamaan.

Tabel 10. Faktor-Faktor Penentu Pergeseran Kurva Penawaran

Sedangkan, khusus untuk perubahan harga suatu barang hanya dapat menyebabkan terjadinya perubahan jumlah barang yang diminta. Perubahan harga barang ternyata menyebabkan terjadinya pergeseran jumlah barang yang ditawarkan di sepanjang satu kurva penawaran saja dan tidak menyebabkan terjadinya pergeseran sejajar dari kurva penawaran barang tersebut. 

Fungsi Penawaran 

Leon Walras seorang ekonom dari Swiss pada abad ke-19, menyebutkan bahwa penawaran suatu barang dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, fungsi penawaran suatu jenis barang dapat ditulis dengan menggunakan dua pendekatan fungsi, pertama pendekatan fungsi garis lurus (linear), dan kedua dengan bentuk garis tidak lurus (non linear).

Bentuk umum fungsi penawaran garis lurus dan non garis lurus ditulis sebagai berikut: 
Q=f (P, T, E, Hl, C, ……dsb)

dimana: 
Q = jumlah barang yang ditawarkan. 
P = harga barang bersangkutan. 
T = teknologi pembuatan barang. 
E = ekspektasi investor. 
Hl = harga faktor-faktor produksi. 
C = cuaca dan iklim, dan sebagainya. 

Fungsi penawaran suatu barang adalah sebuah persamaan yang menunjukkan hubungan yang saling mempengaruhi antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga barang bersangkutan dan faktor-fakor lainnya diasumsikan konstan.

Kemudian Alfred Marshall seorang ekonom berkebangsaan Inggris yang hidup sekitar tahun 1842-1924, menyatakan bahwa penawaran suatu barang adalah dipengaruhi oleh harga barang bersangkutan dan mengasumsikan faktor-faktor lain selain harga barang tersebut adalah konstan (ceteris paribus). Sehingga fungsi penawaran suatu barang ditulis sebagai berikut: 

 Q=f (P)………….Ceteris Paribus

Fungsi Penawaran Barang – Bentuk Garis Lurus 

Bentuk umum dari fungsi penawaran garis lurus, persamaan nya ditulis: 
Q=f (P) 
Q=a + b P

dimana: 
Q=jumlah barang yang ditawarkan. 
P=harga barang bersangkutan. 
a dan b masing-masing sebuah bilangan konstan. 

Contoh Analisis Fungsi Penawaran Solar – Garis Lurus 
Dengan menggunakan hasil analisis pada Gambar 29, maka fungsi penawaran barang dinyatakan:
Q=f (P) 
Q=a + b P 
Q=10 + ¼ P 

  1. Nilai a=10 artinya bahwa pada tingkat harga P=0 (harga Solar gratis), maka produsen bersedia memberikan secara gratis barang tersebut.
  2. Nilai b=+ ¼, ini artinya perbandingan perubahan jumlah Solar yang ditawarkan terhadap perubahan tingkat harga Solar adalah sebesar ¼. Selanjutnya, jika tingkat harga Solar mengalami perubahan naik 1%, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan naik dari jumlah Solar yang ditawarkan sebesar ¼%. Atau dapat dibalik jika tingkat harga Solar mengalami perubahan, turun 1%, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan, naik, dari jumlah Solar yang ditawarkan sebesar ¼%.

Kurva Penawaran Solar – Garis Lurus

Gambar 30. Kurva Penawaran Garis Lurus

Skedul Permintaan Solar:

Fungsi Penawaran Barang – Bentuk Non Garis Lurus 

Ada banyak bentuk fungsi penawaran barang yang bukan garis lurus (nonlinier). Dalam bagian berikut hanya diberikan contoh dalam bentuk fungsi penawaran parabola saja: 

Fungsi permintaan barang – fungsi parabola
Bentuk persamaan umum fungsi parabola sebagai berikut:

dimana: 
Q=jumlah barang yang diminta. 
P=harga barang bersangkutan. 
a,b, c=masing-masing sebuah bilangan konstan. 

Contoh Analisis Permintanan Sepeda Motor Merek H.
Kurva Permintaan Sepeda Motor Merek H --- Fungsi Parabola

Gambar 31. Kurva Penawaran Sepeda Motor Merek H


Jadi: 
(Q – 10) = 0 
Q=+10………….(Titik minimum)

Skedul Penawaran Sepeda Motor Merek H:

Contoh Analisis Penawaran Mobil Merek B:

Kurva Penawaran Mobil Merek B – Fungsi Parabola


Gambar 32. Kurva Penawaran Mobil Merek B

Penawaran – Kebijakan Pemerintah 

Kebijakan pemerintah yang banyak diarahkan untuk kegiat an industri adalah kebijakan pengenaan pajak dan kebijakan pemberian subsidi atas barang yang diproduksi. Kebijakan tersebut mem punyai dampak berbeda terhadap produksi barang yang dihasilkan industri. Pajak berpengaruh menurunkan jumlah barang yang diproduksi industri, sebaliknya subsidi berpengaruh meningkatkan jumlah produksi Gambar 32. Kurva Penawaran Mobil Merek B P (Rp/unit) S 20 5Q =100 -20 P+P2 10 0 20 Q (Unit/bln) Keterangan: Fungsi Penawaran: 5Q=100 – 20P+P2 Pada sumbu horizontal: Q=Jumlah barang. Pada sumbu vertikal: P=Harga Barang. Untuk: 0 < Q < ~ Pada: Q = 0  0=100 – 20(P) + (P)2 Jadi: P = 10 (Titik Puncak). Pada: Q = 20  20=100 -20 (P) + (P)2 Jadi: P=20. suatu industri. Pembahasan pengaruh kebijakan pemerintah atas kegiatan industri, diurut sebagai berikut penawaran barang dengan kebijakan subsidi, penawaran barang dan kebijakan pajak per unit barang, kemudian penawaran barang dan kebijakan pajak persentase. 

(1) Penawaran Barang – Kebijakan Subsidi 
Kebijakan subsidi mempengaruhi penawaran suatu barang, dan jika pemerintah memberikan subsidi kepada produsen maka ia akan meningkatkan jumlah penawarannya, karena tingkat harga naik. Sebaliknya, jika pemerintah mengurangi subsidi kepada produsen, maka jumlah penawaran barangnya akan diturunkan karena tingkat harga turun. Di Indonesia, pemerintah pada umumnya akan memberikan subsidi kepada barang kebutuhan pokok masyarakat, antara lain pupuk Urea. Dengan pemberian subsidi kepada produsen, maka produsen cenderung memproduksi pupuk Urea lebih banyak dibandingkan tanpa diberikan subsidi. Proses pengaruh dari pemberian subsidi pupuk Urea ini terjadi di sepanjang satu kurva penawaran barang tersebut. Akan tetapi secara matematika proses itu melalui pergeseran sejajar ke sebelah kanan dari posisi awal dari kurva penawaran tersebut, yakni dari kurve penawaran S ke Ss. Kejadiannya diilustrasikan sebagai berikut

Sebagai contoh ilustrasi dari aplikasi pemberian subsidi oleh pemerintah, dan dampaknya terhadap harga barang, dapat dilihat data pada Tabel 11

Tabel 11. Daftar Penawaran Pupuk Urea Tanpa Dan Dengan Subsidi

Bila data dalam Tabel 11 digambar seperti dalam gambar berikut dalam bentuk kurva penawaran maka nampak bahwa kurva penawaran tanpa subsidi harga akan terletak di sebelah kiri atas dari kurva penawaran dengan subsidi harga, dan posisi kedua kurva tersebut adalah sejajar.


Jadi fungsi penawaran pupuk Urea tanpa subsidi adalah sebagai berikut: 
Q=a+b P 
Q=- 15496+1 P …………….(I)

Bila pemerintah memberikan subsidi sebesar S=1000 (Rp/zak), maka subsidi ini berpengaruh kepada penawaran pupuk ini dan menyebabkan fungsi penawarannya pun ikut berubah. Fungsi penawaran pupuk Urea setelah pemberian subsidi, sebagai berikut:

Fungsi permintaan tanpa subsidi: 
Q= - 15496 + 1 P 

Fungsi permintaan setelah subsidi: 
Q= - 15496 + 1 P + S

Dengan S = 1000 maka menjadi: 
Q= - 15496 +1 P + 1000 
Q= - 14496 +1P ………………………..(II)

Skedul Permintaan bensin setelah subsidi, sebagai berikut: 
Pada 
P = Rp 15500 
Q = - 14496 +1P = -14496 +15500 = 1004

Pada 
P = Rp 25500 
Q= - 14496 +1P = -14496 +25500 = 11004

Skedul Permintaan bensin tanpa dan setelah subsidi, adalah:

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pemberian subsidi terhadap pupuk Urea di atas, adalah jumlah penawaran Urea dari produsen bertambah besar pada setiap tingkatan harga. Selanjutnya, deskripsi menggunakan kurva penawaran, diberikan berikut ini.

Gambar 34. Efek Kebijakan Subsidi Terhadap Penawaran Barang

2) Penawaran Barang – Kebijakan Pajak Per Unit Barang 
Kebijakan pajak per unit mempengaruhi penawaran suatu barang, dan jika pemerintah mengenakan pajak terhadap per unit barang maka produsen akan mengurangi penawarannya karena harga per unit barang ini turun. Proses terjadinya penurunan jumlah barang yang diminta, akibat kenaikan harga per unit barang, terjadi di sepanjang satu kurva penawaran. Untuk menjelaskan dampak dari pengenaan pajak per unit terhadap kurva penawaran suatu barang, dapat diikuti ilustrasi dari data Tabel 12. 

Tabel 12. Daftar Penawaran Suatu Barang

Untuk mengetahui dampak pengenaan pajak per unit terhadap kurva penawaran suatu barang, dapat dilihat melalui pergeseran kurva penawaran tanpa pajak, yang sejajar dengan kurva penawaran barang setelah kena pajak seperti yang disajikan dalam Gambar 33. Dampak pajak/unit: “jumlah” penawaran barang turun, karena harga barangnya naik, dan proses terjadinya di sepanjang kurva penawaran “d”. 

Gambar 35. Efek Kebijakan Pajak Terhadap Penawaran Barang

Penawaran Pasar Barang – Kebijakan Publik

Produk yang dikenakan pajak per unit oleh pemerintah di Indonesia, antara lain per bungkus Rokok. Dengan pengenaan pajak per unit kepada konsumen Rokok tersebut, maka konsumen cenderung mengurangi penawaran Rokoknya dibandingkan tanpa dikenakan pajak per unit. Proses pergerakan dari pengaruh pengenaan pajak per unit atas rokok ini, adalah secara matematika kurva penawaran Rokok dari produsen sementara akan bergeser sejajar ke sebelah kanan dari posisi awal. Dengan proses itu, akan dapat ditentukan penurunan jumlah rokok yang akan diminta. Ilustrasi kejadian tersebut dapat iikuti berdasarkan analisis berikut. Misalkan, data jumlah Rokok yang dibeli konsumen tanpa pajak per unit, pada berbagai tingkat harga, seperti berikut:

Bila dihitung fungsi penawarannya dengan fungsi garis lurus, ma ka, hasilnya sebagai berikut: 
Pada:
Pada: P1=5100 dan Q1=5 kemudian b= -1 selanjutnya dihitung a, dengan rumus sebagai berikut:

Jadi fungsi penawaran pupuk Urea tanpa pajak per unit adalah sebagai berikut: 
Q= a + b P 
Q= 5105 - 1 P …………….(I) 

Bila pemerintah mengenakan pajak per unit sebesar t=100 (Rp /bks), maka pajak per unit ini berpengaruh kepada penawaran Rokok dan menyebabkan fungsi penawaran Rokok pun ikut berubah. Fungsi penawaran Rokok setelah pajak per unit, sebagai berikut: 

Fungsi penawaran tanpa pajak/unit 
Q=5005 - 1 P

Fungsi penawaran setelah pajak/unit 
Q=5005 - 1 P - t 
Q=5105 - 1 P - t 

dengan t=100 maka menjadi: 
Q= 5105 - 1 P - 100 
Q= 5005 - 1P ………………..(II)

Skedul Penawaran Rokok setelah pajak per unit, sebagai berikut: 
Pada 
P=Rp 5000 
Q=5005 - 1P 
Q=5005 - 5000 
Q=5 

Pada 
P=Rp 100 
Q=5005 - 1P 
Q=5005 - 5100 
Q=- 95

Skedul Penawaran Rokok tanpa dan setelah pajak per unit, adalah:

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis di atas, adalah “jumlah” penawaran Rokok menurun drastis pada setiap tingkatan harga di sepanjang kurva penawaran “d” saja. Kesimpulan ini dibuktikan melalui data dalam skedul penawaran di atas, yakni pada tingkat harga rokok yang sama Rp 5000/bks tanpa pajak konsumen memperoleh sebanyak 105 bungkus dan setelah kena pajak hanya memperoleh 5 bungkus. Selanjutnya, deskripsi pengaruh pemberian pajak per unit menggunakan kurva penawaran, nampak sebagai berikut.

Gambar 36. Efek Kebijakan Pajak Terhadap Penawaran Barang

Penawaran Pasar Barang - Kebijakan Publik 

Kebijakan publik sering diterapkan terhadap suatu kegiatan industri oleh pemerintah, dalam bentuk peringatan pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat dalam mengkonsumsi suatu produk. Pemerintah disini nampaknya lebih banyak bersifat mengingatkan dan memberikan informasi positif, tentang kemungkinan terjadinya dampak buruk dari mengkonsumsi suatu produk. Contoh, merokok dikatakan dapat menyebabkan kanker dan sebagainya. Dampak dari kebijakan publik ini, diarahkan agar masyarakat perokok mau mengurangi konsumsi rokoknya. Kebijakan ini dapat mempengaruhi penawaran akan Rokok dan proses ini ditunjukkan melalui per geseran kurva penawarannya. Penjelasan atas pengaruh kebijakan publik seperti itu, dapat diikuti melalui uraian berikut. 

Dampak kebijakan publik dibandingkan kebijakan subsidi dan pajak per unit adalah berbeda satu sama lain. Pada kebijakan publik yang mengalami perubahan adalah pada “penawaran” barang. Artinya, terjadinya perubahan (naik/turun) jumlah penawaran barang, akibat pergeseran sejajar dari kurva penawaran barang dari produsen. Sedangkan, pada kebijakan subsidi dan pajak per unit, yang mengalami perubahan adalah “jumlah penawaran” barang.

Gambar 37. Efek Kebijakan Publik Terhadap Penawaran Barang

Disini berarti, terjadinya perubahan (naik/turun) jumlah penawaran barang, akibat pergeseran di sepanjang satu kurva penawaran barang konsumen. Oleh karena itu, dalam analisis ini, perlu pemaha man tentang perbedaan tersebut lebih mendalam. 

Penawaran Barang – Kebijakan Pajak Persentase 

Pajak persentase berpengaruh terhadap produksi yang ditawarkan produsen. Pengaruh tersebut ditunjukkan melalui pergeseran kurva penawaran produksi, tetapi pergeseran kurva penawaran itu tidak sejajar. Untuk mengetahui proses dari pengaruh pengenaan pajak persentase ini, dapat diketahui melalui penjelasan berikut. 

Misalkan fungsi penawaran barang dinyatakan dengan:
S - Tanpa pajak persentase: 
P=f (Q) Sr - Dengan pajak persentase , r : 
Pr=f (Q) + r . f(Q). 

Atau: 
Pr=f (Q) + r f (Q) 
Pr=P + r . P 
Pr=P ( 1 + r )

dimana: 
S=fungsi penawaran suatu barang tanpa pajak r. 
Sr=fungsi penawaran suatu barang dengan pajak r. 
P=harga barang yang ditawarkan. 
Pr=harga barang setelah pajak persentase. 
Q=jumlah barang yang ditawarkan. 
r=besarnya pajak %. 

Gambar 38. Efek Kebijakan Pajak Persentase Terhadap Harga

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel