Ekonomi Mikro: Pengertian Uang, Permintaan & Penawaran Uang
Oct 9, 2020
Edit
Uang
Uang pada masa sekarang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas sebagai alat pembayaran. Semua orang merasakan bahwa uang sangat penting peranannya dalam melancarakan kegiatan perdagangan atau tukar menukar dalam perekonomian. Peranan tersebut akan sangat terasa bilamana kegiatan perdagangan itu dilakukan dengan tanpa uang atau dilakukan dengan saling menukarkan barang atau barter.Barter
Kegiatan menukar suatu barang dengan barang lain yang dibutuhkan atau barter dalam kenyataannya sering mengalami hambatan dan amat sulit untuk dilakukan. Kesulitan itu dapat disebutkan disini, antara lain:- Dalam proses tukar menukar barang ini, maka kedua belah pihak yang terlibat harus saling membutuhkan barang yang ditawarkan pihak lain. Dalam kenyataan hal ini tentu sangat sulit untuk dilakukan.
- Sulit sekali melakukan penilaian terhadap suatu barang, apakah barang yang akan ditukarkan adalah barang mewah, barang canggih, barang bagus dan lain-lain.
- Demikian pula jika dalam pertukaran itu ada yang melakukan penundaan dalam pembayaran dengan tenggang waktu yang agak lama, maka hal ini tentu sangat menyulitkan dan menghambat kegiatan perdagangan.
- Masyarakat ataupun perusahaan juga dapat menentukan kesulitan dalam menyimpan kekayaan atau juga barang. Untuk mengatasi berbagai macam kesulitan dalam melakukan melakukan barter, maka masyarakat mencari suatu benda atau barang yang dapat dijadikan sebagai mata uang.
Apa Itu Uang?
Uang didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan pertukaran atau perdagangan. Jadi benda dapat disebut sebagai uang jika memenuhi syarat, yakni disetujui atau disepakai oleh anggota masyarakat, sebagai alat perantara dalam kegiatan perdagangan. Adapun syarat sebuah benda sebagai uang, adalah:- Nilai tidak mengalami perubahan dari masa ke masa.
- Mudah dibawa kemanapun pergi.
- Mudah disimpan.
- Tahan lama atau tidak mudah rusak.
- Jumlah terbatas atau tidak terlalu banyak.
- Mempunyai mutu yang sama.
- Dapat dibagi dalam bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai uang
Fungsi Uang
Ada beberapa fungsi dari uang, yakni:- Sebagai alat tukar-menukar atau sebagai alat perantara di dalam kegiatan tukar-menukar (medium exchange), yang dimaksud disini; barang ditukar dengan uang, dan kemudian dengan uang ini dapat dibeli atau ditukarkan lagi dengan barang lain.
- Sebagai satuan hitung atau satuan nilai (unit account). Dengan fungsi uang seperti ini dimaksudkan bahwa nilai su atu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Contoh, sebuah rumah sederhana diukur dengan sejumlah uang seharga rumah tersebut.
- Sebagai penyimpan kekayaan atau penyimpan nilai (store of value). Kekayaan itu dapat berupa barang atau uang.
- Dalam bentuk barang, seperti membeli sebuah rumah, mobil perhiasan, dan lain-lain. Kemudian dalam bentuk uang, misalnya; uang kas, surat-surat berharga, dan lain-lain.
Nilai Uang
Sekarang, bila dilihat dari sisi nilainya maka nilai uang ini dibedakan menjadi dua. Yakni; pertama yang disebut dengan nilai intrinsik dan kedua yang disebut dengan nilai nominal. Masing-masing nilai uang tersebut memiliki arti, sebagai berikut:- Nilai intrinsik, yakni nilai uang yang dihitung berdasarkan nilai dari bahan yang dipakai untuk membuat uang tersebut. Contoh, uang logam emas yang bernilai Rp 1.000.000,- disini berarti bahwa bahan logam emas yang dipakai membuat uang itu bernilai sama sebesar Rp 1.000.000,- sesuai dengan yang tertera pada mata uang logam emas itu.
- Nilai nominal, yakni nilai yang tertera pada uang uang tersebut. Artinya, dengan uang kertas yang bernilai nominal Rp 1.000,- tidak berarti sama dengan nilai bahan uang kertas yang dipakai untuk membuat selembar uang itu. Bahkan, dalam kenyataan bahan yang dipakai untuk membuat uang kertas per lembar, bisa saja jauh berada di bawah nilai nominal yang tertera.
Metode Mengukur Nilai Uang
Ada tiga cara untuk mengukur nilai uang, yakni dengan menggunakan indeks biaya hidup, indeks harga-harga barang perdagangan besar dan pendapatan nasional bruto (gross national product) yang dideflator. Masing-masing cara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:# Indeks Biaya Hidup
Cara ini banyak digunakan sebagai pengukuran nilai uang. Indeks ini mencakup harga dari beberapa jenis barang kebutuhan hidup. Contoh, di Indonesia digunakan indeks harga 9 bahan pokok, indeks harga 62 macam barang perdagangan besar.# Indeks Harga Perdagangan Besar
Indeks harga ini merupakan indeks harga barang yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan barang–barang lain# Pendapatan nasional bruto deflator PNBd
Pengukuran ini mencakup harga-harga barang yang lebih luas, dibandingkan dengan indeks harga perdagangan besar maupun indeks biaya hidup. Cara menghitung pendapatan nasional bruto deflator adalah sebagai berikut:Disini sebagai PNBd tahun dasar adalah tahun 2000=100. Ketiga angka indeks tersebut di atas, cenderung bergerak dengan arah yang sama meskipun dengan tingkatan yang berbeda-beda. Perubahan-perubahan ini memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi dalam nilai tersebut.
Jenis Uang Beredar Di Masyarakat
Dalam menunjang kegiatan perekonomian dimasa sekarang ini, uang yang beredar dan dipakai sebagai alat tukar-menukar oleh masyarakat dalam setiap waktu, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Yakni, dalam artian sempit dan dalam artian lebih luas. Dalam artian sempit, uang yang beredar di masyarakat meliputi: uang kartal (chartal), dan uang giral. Dalam artian le bih luas, uang yang beredar di masyarakat ada tiga jenis yakni uang kartal, uang giral, dan uang kwasi- Uang kartal adalah mata uang yang dikeluarkan dan diedar kan oleh Bank Sentral atau di Indonesia oleh Bank Indonesia. Macam-macam uang jenis ini ada dua jenis, yaitu uang dalam bentuk uang logam dan uang kertas.
- Uang giral adalah saldo rekening koran yang terdapat di bank-bank, yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran dengan menggunakan cek, giro atau surat perintah bayar.
Permintaan Uang
Uang yang ada di masyarakat setiap waktu akan mengalami perpindahan dari satu tangan ke tangan yang lain. Berapa kali perpindahan uang ini dari satu tangan ke tangan yang lain, ini disebut dengan perputaran uang. Kecepatan perputaran uang dari satu tangan ke tangan yang lain dalam hitungan waktu, memberi gagasan tentang laju kecepatan perputaran uang, yang kemudian ikut menentukan harga barang dan jasa dibandingkan dengan faktor-faktor lain. Seperti, jumlah barang dan jasa yang ada di masyarakat.a. Teori Irving Fisher
Persoalan perputaran uang ini telah lama dibicarakan oleh ahli ekonomi, antara lain Irving Fisher. Menurut Irving Fisher, bilamana jumlah uang yang beredar atau tersedia pada suatu negara dinyatakan dengan M (money), kemudian kecepatan peredaran uang dinyatakan dengan V (velocity of circulation), Selanjutnya, indeks dari penjualan barang secara fisik dinyatakan dengan T (trade) dan kemudian tingkat harga barang dinyatakan dengan P (price) yang setara dengan harga rata-rata. Dalam bentuk kesamaan dinyatakan dengan: MV=PT. Dimana M V menunjukkan jumlah uang yang tersedia kali kecepatan satuan uang berpindah tangan, PT menunjukkan penjumlahan dari perkalian semua volume barang dengan harga setiap barangPersamaan MV=PT adalah identitas, artinya jumlah uang yang tersedia kali kecepatan satuan uang berpindah tangan pasti sama dengan penjumlahan dari perkalian semua volume barang de ngan harga setiap barang. Asumsi dari teori Irving Fisher, adalah:
- T dianggap konstan, karena selalu berada dalam kondisi “full employment“.
- dianggap konstan, karena apabila V (kecepatan perpu taran uang) berubah berarti terjadi perubahan kebiasaan masyarakat melakukan pembayaran perdagangan.
Contoh Analisis: MV=VT
Jika V dan Y (dimana Y adalah produk atau sama dengan produksi nasional bruto) masing-masing adalah konstan pada nilai 4 dan 1000, dengan jumlah uang beredar M=1500 dan harga barang adalah P, maka dapat dihitung:
MV=PT
1500x4=Px1000
P=6
Jika M naik dua kali lipat, yaitu menjadi 3000 maka hasil P:
MV=PT
3000x4=Px1000
P=12 (
Asumsi: perputaran uang dan volume perdagangan adalah konstan).
b. Teori Marshall
Marshall mengemukakan teori kuantitas permintaan uang sedikit berbeda dengan yang dikemukakan oleh Irving Fisher. Persamaan yang dikemukakan Marshall:M=1/V PY
atau ditulis dengan:
M=k PY
(dimana k=1/V, adalah proporsi dari pendapatan yang diukur dengan pendapatan nasional bruto) yang diwujudkan dalam bentuk uang kas. Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T), sebagai alat pengukur jumlah produksi (output), tetapi disini diganti dengan produk nasional riil (Y). Kalau memakai T pada umumnya nilainya lebih besar daripada nilai Y. Sebab, dalam pengerti T termasuk juga total transaksi barang akhir dan atau barang setengah jadi, yang dihasilkan dalam beberapa tahun yang lalu. Sedangkan, dalam Y hanya mencakup barang dan jasa akhir saja, dengan tidak memasukkan barang setengah jadi yang dihasilkan tahun tertentu.
Contoh Analisis: M=k PY
Jika k=1/6 , ini berarti bahwa 1/6 bagian dari pendapatan nasional bruto diwujudkan dalam bentuk uang kas atau tunai. Apabila pendapatan nasional bruto (atau PY) ini sama dengan 1200 milyar, maka permintaan uang kas sama dengan:
M=k PY
M=1/6 1200
M=200
Jika pendapatan nasional bruto naik menjadi 2400 milyar, akibatnya permintaan uang kas pun meningkat menjadi:
M=k PY
M=1/6 2400
M=400
Dengan demikian, jelaslah bahwa permintaan uang untuk tujuan transaksi akan naik, jika produk nasional bruto atau pendapatan ma syarakat ini naik.
Jadi, nilai k ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pembayaran gaji sebulan yang dilakukan 4 kali atau per minggu. Disini nilai k akan lebih kecil dibandingkan dengan gaji yang dibayar 1 kali sebulan. Jika pembayaran menggunakan kartu kredit, maka nilai k juga akan cenderung mengecil.
c. Teori J M Keynes
Uang diinginkan orang bukan karena uang itu sendiri, melainkan karena uang dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Kadang-kadang ada yang bertujuan untuk menguasai harta benda yang dapat dibeli dengan uang itu. Semakin rendah nilai uang, yang dinyatakan dengan kenaikan harga-harga yang tinggi, makin tidak suka orang untuk memegang uang berlama-lama. Semakin kuat ke dudukan uang maka semakin tinggi nilai uang, dan kemudian makin sukan orang dengan uang. Jadi menurut J M Keynes bahwa motif orang untuk memegang uang atau memerlukan uang kas dapat dikelompokkan menjadi tiga yakni:- motif transaksi (transaction motive).
- motif jaga-jaga ( precautionary motive).
- motif spekulasi (speculation motive).
Motif berjaga-jaga. Selain untuk transaksi orang juga membutuhkan penggunaan uang untuk menghadapi hal-hal yang tak terduga. Misalnya dalam menghadapi musibah kecelakaan, sakit, kemudian mengadakan upacara adat, dan lain-lain yang sifatnya tidak direncanakan sebelumnya. Uang yang dipegang yang nantinya diarahkan untuk hal-hal semacam itu, dikatakan mempunyai motif berjagajaga.
Motif spekulasi. Bilamana seseorang memegang uang lebih diarahkan untuk membeli tanah sekarang membeli rumah baru sekarang, membeli saham hari ini dan lain-lain, kemudian semua itu dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan jika barang-barang itu dijual beberapa tahun yang akan datang, maka motif orang ini digolongkan sebagai motif spekulasi.
1) Permintaan Uang – Tujuan Transaksi
Jumlah uang yang diperlukan untuk tujuan transaksi sangat dipengaruhi oleh pendapatanseseorang. Diketahui bahwa semakin besar pendapatan masyarakat, maka semakin banyak pula jumlah uang tunai yang dimintanya yang nantinya dipakai untuk transaksi.Kejadian permintaan uang semacam ini, dapat dianalisis dengan menggunakan kurva permintaan uang untuk transaksi, seperti disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9. Kurva Permintaan Uang Untuk Transaksi
Keterangan: Mtr adalah kurva permintaan uang untuk transaksi.
Persamaan: Mtr=m1 Y Dimana: Y adalah pendapatan, Mtr adalah jumlah uang yang diminta
m1=∆Mtr/∆Y=slope Mtr ∆ notasi perubahan.
Kurva permintaan uang untuk transaksi (Mtr) dimulai dari titik nol, ini berarti jika pendapatan masyarakat adalah nol (tidak memiliki pendapatan) maka permintaan uang untuk tujuan transaksi sama dengan nol. Koefisien m1 menunjukkan perubahan permintaan uang untuk tujuan transaksi per satu rupiah perubahan dari pendapatan masyarakat dalam waktu tertentu.
Contoh Analisis Permintaan Uang – Tujuan Transaksi
Data pada Gambar 9 adalah sebagai berikut:
Mtr=50
Mtr=25
∆Mtr=50–25=25
Y=100
Y=200
∆Y=200–100=100
Jadi
m1=∆Mtr/∆Y
m1=25/100
m1=0,25
Sehingga fungsi permintaan uang untuk tujuan transaksi, adalah:
Mtr=m1 Y
Mtr=0,25 Y
Artinya, jika pendapatan masyarakat sebesar Rp 100,- maka jumlah permintaan uang untuk tujuan transaksi adalah Rp 25,-.
2) Permintaan Uang – Tujuan Berjaga-jaga
Gambar 10. Kurva Permintaan Uang Untuk Jaga-Jaga
Keterangan: Mj adalah kurva permintaan uang untuk jagajaga.
Persamaan: Mj=m1 Y Dimana: Y adalah pendapatan, Mj adalah jumlah uang yang diminta
m1=∆Mj/∆Y= slope Mj
∆ notasi perubahan.
Jumlah uang yang diperlukan masyarakat untuk tujuan jaga- jaga, diasumsikan lebih kecil daripada untuk tujuan transaksi. Permintaan uang untuk jaga-jaga juga sangat dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat bersangkutan. Garis Mj menunjukkan kurva permintaan uang untuk tujuan jaga-jaga, yaitu dengan arah positif, seperti yang disajikan pada Gambar 10. Dimana, jumlah uang yang diminta untuk tujuan jaga-jaga dipenga ruhi oleh pendapatan masyarakat. Disini krva permintaan uang untuk tujuan jaga-jaga memiliki arah positif. Ini menandakan, bahawa semakin besar pendapatan masyarakat maka sebagian dari pendapatannya ini akan digunakan untuk memenuhi keperluan jaga-jaga. Koefisien m2 menunjukkan perbandingan besarnya perubahan jumlah permintaan uang untuk tujuan jaga-jaga terhadap perubahan pendapatan.
Contoh Analisis Permintaan Uang – Tujuan Jaga-Jaga
Data pada Gambar 10 adalah sebagai berikut:
Mj=20
Mj=10
∆Mtr=20–10=10
Y=100
Y=200
∆Y=200–100=100
Jadi:
m2=∆Mj/∆Y
m2=10/100
m2=0,10
Sehingga fungsi permintaan uang untuk tujuan transaksi, adalah: Mj=m2 Y
Mj=m2 Y
Mj=0,10 Y
Artinya, jika pendapatan masyarakat sebesar Rp 100,- maka jumlah permintaan uang untuk tujuan transaksi adalah Rp 10,-.
3) Permintaan Uang – Tujuan Spekulasi
Dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil, maka permin taan uang untuk tujuan spekulasi akan sangat terasa dalam suatu pe rekonomian. Hal tersebut dapat diketahui lebih jelas dilihat, teruta ma dalam kehidupan di pasar uang dan bahkan di pasar modal. Perkembangan di pasar modal misalnya, bila di pasar ini volume transaksi menunjukkan arah yang meningkat, maka dapat berarti suatu pertanda di masyarakat telah terjadi peningkatan pendapatan yang signifikan. Bagi sekelompok anggota masyarakat, tentu ada saja sebagian di antara mereka cenderung untuk mengadakan transaksi pembelian sejumlah saham atau surat berharga lainnya di bursa saham atau pasar modal. Bisa diperkirakan bahwa di antara mereka setidak-tidaknya memiliki harapan akan memperolehnya sesedikit keuntungan dari upaya transaksi tersebut. Disini yang dipakai sebagai perbandingan, adalah besarnya tingkat bunga yang berlaku ditingkat pasar uang atau bank dengan perkiraan keuntungan yang didapat dari pasar modal. Semakin besar tingkat keuntungan yang diperkirakan bisa diperoleh dari hasil pembelian saham di pasar modal ini dibandingkan dengan mereka menyimpan uangnya di perbankan, maka transaksi pembelian saham pun diperkirakan akan semakin meningkat di pasar tersebut dan demikian pula sebaliknya. Aktivitas yang dilakukan masyarakat seperti itu, mendorongnya melakukan permintaan uang untuk spekulasi.Gambar 11. Kurva Permintaan Uang Untuk Spekulasi
Keterangan: Ms adalah kurva permintaan uang untuk spekulasi.
Persamaan: Ms=a+m3 r Dimana: r adalah suku bunga uang.
Ms adalah jumlah uang yang diminta untuk spekulasi.
m3=∆Ms/∆r=slope Ms
∆ notasi perubahan
Dengan demikian faktor yang mempengaruhi permintaan uang untuk tujuan transaksi, adalah suku bunga uang yang berlaku ditingkat pasar uang atau perbankan. Oleh karena itu, dikatakan bahwa jumlah permintaan uang untuk tujuan spekulasi, dipengaruhi oleh tingkat suku bunga uang. Semakin tinggi tingkat suku bunga uang ditingkat pasar uang, maka menyebabkan semakin berkurang permintaan uang untuk tujuan spekulasi atau sebaliknya. Hubungan antara tingkat suku bunga uang dan jumlah uang untuk spekulasi, disajikan dalam Gambar 11.
Contoh Analisis Permintaan Uang – Tujuan Spekulasi
Data pada Gambar 11 menunjukkan sebagai berikut:
r=10
r=2
∆ r=10–2=8
Ms=2
Ms=18
∆ Ms=2–18=-16
Jadi:
m3=∆ Ms/∆ r
m3=-16/8=-2
Fungsi permintaan uang untuk tujuan spekulasi:
Ms=a+m3 r
18=a+- 22
a=18+4=22
Dengan:
m3=-2
a=22
Ms=22–2 r
Ini artinya jika tingkat suku bunga sebesar 10 maka jumlah permintaan uang untuk sprekulasi: Ms=22–2 r
Ms=22–20=2
4) Permintaan Uang Total
Dengan menggunakan konsep permintaan uang untuk transaksi (Mtr), jagajaga (Mj) dan spekulasi (Ms), maka dapat diten tukan permintaan uang total, yakni:DM=Mtr+Mj+Ms
DM=m1Y+m2Y+(a+m3 r)
DM=(m1+m2)Y+(a+m3 r)
Contoh Analisis Permintaan Uang Total
Dengan menggunakan data fungsi permintaan berikut: Mtr=0,25 Y; Mj=0,10 Y; Ms=22–2 r selanjutnya dapat ditemukan fungsi permintaan uang total oleh masyarakat yaitu:
DM=m1 Y+m2 Y+a+m3 r
DM=0,25 Y+0,10 Y+(22-2 r)
DM=0,35 Y+(22-2 r)
DM=22+0,25 Y-2 r
Penawaran Uang
Penawaran uang (SM) dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:- Penawaran uang dalam arti luas adalah jumlah uang yang diedarkan ke masyarakat oleh Bank Sentral (M2) terdiri dari penjumlahan penawaran uang dalam arti sempit (M1) ditambah uang kwasi.
- Penawaran uang dalam arti sempit atau peredaran uang dalam arti sempit (M1) terdiri dari penjumlahan kartal (atau uang logam, uang kertas) dan simpanan giro (atau uang giral).
- Kebijakan pemerintah terkait dengan kebijakan kredit.
- Jumlah barang dan jasa yang diproduksi masyarakat.
- Tingkat harga barang dan inflasi.
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa penawaran uang atau peredaran uang dimasyarakat ditentukan oleh atau sekurang-kurangnya dipengaruhi pemerintah, dengan berbagai kebijakan yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, perdagangan luar negeri, industri dan faktor-faktor lain. Di Indonesia. Lembaga yang menangani jumlah peredaran uang di masyarakat adalah Bank Indonesia.
Keseimbangan Pasar Uang (LM)
Penggabungan konsep teori permintaan uang dan penawaran uang akan menghasilakn kondisi keseimbangan di pasar uang. Adapun syarat terjadinya keseimbangan di pasar uang, yaitu Permintaan Uang Total (DM)=Penawaran Uang (SM).Gambar 12. Keseimbangan Pasar Uang (LM)
Keterangan: Sumbu horizontal: Y (Pendapatan masyarakat).
Sumbu vertikal: r (Tingkat suku bunga).
Kurva LM menunjukkan posisi keseimbangan di pasar uang.
Syarat keseimbangan pasar:
DM=SM
DM=permintaan uang total
SM=penawaran uang total
Contoh Analisis Keseimbangan Pasar Uang (LM) Jika jumlah uang yang beredar di masyarakat sebanyak 400 milyar/tahun, dengan syarat keseimbangan pasar uang sebagai berikut: DM=SM dimana permintaan uang total hasil analisis sebelumnya DM=22+0,25 Y-2 r , maka dapat ditentukan fungsi keseimbangan pasar uang sebagai berikut:
DM=22+0,25Y-2r
400=22+ 0,25Y–2r
378=0,25 Y–2r
0,25Y=378+2r
Y=1512+8r
Jika diketahui bahwa tingkat bunga r=0, maka pendapatan masyarakat adalah:
Y=1512+8 r
Y=1512+8 (0)
Y=1512 milyar
Seperti tertera dalam Gambar 12. Dengan nenperhatikan hasil analisis fungsi keseimbangan pasar uang (LM) di atas, ternyata semakin tinggi suku bunga uang akan menyebabkan pendapatan masyarakat semakin meningkat. Tentu saja pernyataan yang terakhir ini berlaku dalam batas-batas tingkat suku bunga tertentu. Ini berarti bahwa suku bunga yang terlalu tinggi justru dapat menulitkan pengusaha untuk mengembangkan usaha mereka dan mendorong mereka untuk menurunkan kegiatan produksinya.