Ekonomi Makro: Definisi Pertumbuhan Ekonomi, Perhitungan, Teori, Kebijakan - Vorzil

Ekonomi Makro: Definisi Pertumbuhan Ekonomi, Perhitungan, Teori, Kebijakan

Ekonomi Makro: Pertumbuhan Ekonomi - Definisi, Perhitungan, Kebijakan

Materi Kuliah - Yang akan Anda pahami setelah mempelajari bab ini adalah:
  • Definisi dan perhitungan tingkat pertumbuhan dan implikasi dari pertumbuhan yang terus menerus
  • Deskripsi tren pertumbuhan ekonomi di beberapa negara
  • Penjelasan mengenai bagaimana pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan produktifitas tenaga kerja menumbuhkan GDP potensial
  • Penjelasan dan pengukuran sumber-sumber pertumbuhan produktifitas tenaga kerja
  • Penjelasan teori pertumbuhan ekonomi dan kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dasar dari Pertumbuhan Ekonomi 

Pertumbuhan ekonomi merupakan ekspansi yang terus menerus dari kemungkinan-kemungkinan produksi yang diukur sebagai peningkatan pada GDP riil pada suatu waktu tertentu.

Tingkat pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan GDP riil. Tingkat pertumbuhan ekonomi menjelaskan seberapa cepat perekonomian semakin meluas.

Standar kehidupan seseorang bergantung pada GDP riil per orang. GDP riil per orang adalah GDP riil dibagi jumlah penduduk. GDP riil per orang tumbuh jika GDP riil tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan GDP Riil dalam Ekonomi Dunia 

Untuk menjelaskan pertumbuhan GDP riil beberapa negara, lihat grafik 12.2 di bawah ini:

Gambar 12.2 Pertumbuhan GDP Riil Beberapa Negara Kay
Grafik yang berada pada gambar 12.2 menunjukkan pertumbuhan GDP riil di beberapa negara kaya. Dari grafik jelas bahwa pertumbuhan GDP riil di Amerika Serikat, Kanada dan empat negara besar di Eropa nampak sama. Sementara negara Jepang tumbuh dengan cepat di tahun 1960-an, semakin melambat pada tahun 1980-an dan bahkan lebih lambat lagi pada tahun 1990- an

Pertumbuhan GDP riil per orang beberapa negara miskin nampak pada grafik yang berada pada gambar 12.3 berikut ini:

Gambar 12.3 Pertumbuhan GDP Riil Beberapa Negara Miskin
Dari grafik yang berada pada gambar 12.3 di atas terlihat bahwa jarak (gap) antara GDP per orang di Amerika Serikat dan negara-negara miskin tersebut semakin meluas.

Pertumbuhan GDP Potensial 

Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika GDP riil meningkat. Namun, kenaikan yang sesaat pada GDP riil atau kondisi pemulihan pasca resesi ekonomi bukanlah pertumbuhan ekonomi. Karena pertumbuhan ekonomi diasumsikan sebagai pertumbuhan yang terus menerus, meningkatnya GDP potensial dari tahun ke tahun

GDP potensial adalah kuantitas GDP riil yang dihasilkan ketika jumlah tenaga kerja yang bekerja berada pada jumlah kesempatan kerja penuh. Untuk menentukan GDP potensial, digunakan sebuah model yang mencakup dua komponen penting, yaitu:
  • Fungsi produksi agregat
  • Pasar tenaga kerja agregat

Fungsi produksi agregat menjelaskan bagaimana GDP riil berubah seiring perubahan jumlah tenaga kerja ketika hal-hal lain yang dapat mempengaruhi produksi tetap sama. Kenaikan pada jumlah tenaga kerja juga meningkatkan GDP riil. Untuk lebih jelasnya lihat kurva yang berada pada gambar 12.4

Gambar 12.4 Kurva Produksi Agregat
Tingkat upah riil adalah tingkat upah dalam satuan rupiah dibagi tingkat harga. Permintaan tenaga kerja menunjukkan jumlah tenaga kerja yang diminta dan tingkat upah riil. Penawaran tenaga kerja menunjukkan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dan tingkat upah riil. Pasar tenaga kerja berada pada kondisi keseimbangan tingkat upah riil ketika jumlah tenaga kerja yang diminta sama dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan.

Gambar 12.5 mengilustrasikan keseimbangan pasar tenaga kerja.
Dari gambar 12.5 di atas, dapat dilihat bahwa keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi pada tingkat upah riil 35 dolar per jam dan 200 juta jam kerja. Pada tingkat upah riil di atas 35 dolar per jam, terdapat surplus tenaga kerja sehingga tingkat upah riil turun. Pada tingkat upah riil di bawah 35 dolar per jam, terdapat kekurangan tenaga kerja sehingga tingkat upah riil naik. Pada keseimbangan pasar tenaga kerja, situasi ekonomi berada pada kesempatan kerja penuh.

Kuantitas GDP riil yang dihasilkan ketika ekonomi sedang berada pada kesempatan kerja penuh disebut GDP potensial. Lihat gambar 12.6 di bawah ini:

Gambar 12.6 Kurva GDP Potensial
Pada gambar 12.6 di atas, dapat dilihat bahwa ketika kuantitas kesempatan kerja penuh bagi tenaga kerja adalah 200 jam kerja, maka GDP potensial yang ada adalah 12 miliar dolar.

Untuk mengetahui penyebab tumbuhnya GDP potensial, terlebih dahulu disebutkan dua hal yang meningkat pada pertumbuhan GDP riil, yaitu:
  • Pertumbuhan pada penawaran tenaga kerja
  • Pertumbuhan pada produktifitas tenaga kerja

Pertumbuhan pada Penawaran Tenaga 

Kerja Jam kerja agregat, yaitu jumlah jam kerja total yang digunakan seluruh pekerja, berubah pula seiring perubahan dari: 
  • Jam kerja rata-rata per pekerja
  • Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk
  • Pertumbuhan penduduk usia kerja

Pertumbuhan penduduk meningkatkan jam kerja agregat dan GDP riil, namun untuk meningkatkan GDP riil per orang, tenaga kerja harus menjadi lebih produktif. 

Efek Pertumbuhan Penduduk 

Kenaikan jumlah penduduk meningkatkan penawaran tenaga kerja. Dengan tanpa adanya permintaan tenaga kerja, keseimbangan tingkat upah riil menurun dan jam kerja agregat naik. Kenaikan pada jam kerja agregat meningkatkan GDP potensial. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 12.7 berikut ini.

Gambar 12.7 Pergeseran Kurva GDP Potensial Dengan Adanya Tambahan Jam Kerja Agregat
Gambar 12.7 memberikan gambaran efek pertumbuhan penduduk pada pasar tenaga kerja. Kurva penawaran tenaga kerja bergeser ke sisi kanan. Tingkat upah riil turun dan jam kerja agregat naik. Kenaikan pada jam kerja agregat meningkatkan GDP potensial. Karena adanya diminishing return, penduduk yang meningkat akan meningkatkan GDP riil namun sebaliknya menurunkan GDP riil per jam kerja.

Pertumbuhan pada Produktifitas Tenaga Kerja

Produktifitas tenaga kerja adalah jumlah GDP riil yang diproduksi per jam kerja. Produktifitas tenaga kerja sama dengan GDP riil dibagi jam kerja agregat. Jika tenaga kerja menjadi lebih produktif, perusahaan bersedia membayar lebih untuk beberapa jam tertentu sehingga permintaan tenaga kerja meningkat.

Pada gambar 12.8 ini akan ditunjukkan efek dari kenaikan produktivitas tenaga kerja

Gambar 12.8 Pergeseran Fungsi Produksi Dengan Adanya Perubahan Produktivitas Tenaga Kerja
Dari gambar 12.8 di atas, nampak bahwa peningkatan pada produktivitas tenaga kerja menggeser fungsi produksi ke atas. Pada pasar tenaga kerja, peningkatan pada produktivitas tenaga kerja akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Tanpa adanya perubahan penawaran tenaga kerja, kondisi ini akan meningkatkan tingkat upah riil. Sehingga jam kerja agregat juga akan meningkat. Dan dengan naiknya jam kerja agregat, maka GDP potensial juga meningkat.

Hal-Hal yang Dibutuhkan untuk Pertumbuhan Produktivitas Tenaga Kerja

Hal mendasar yang dibutuhkan untuk pertumbuhan produktivitas tenaga kerja adalah sebuah sistem insentif yang dibentuk oleh perusahaan, pasar, hak-hak kepemilikan, dan uang. Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja tergantung pada:
  • Pertumbuhan kapital fisik: 
Akumulasi kapital baru akan meningkatkan kapital per tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja
  • Pertumbuhan kapital sumber daya manusia: 
Kapital yang berupa sumber daya manusia yang dicapai melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman adalah hal yang sangat penting bagi pertumbuhan produktivitas tenaga kerja.
  • Kecanggihan teknologi: 
Perubahan teknologi yang biasanya dicapai melalui penemuan dan aplikasi teknologi dan barang baru, telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja.

Gambar 12.9 Pasar Tenaga Kerja
Gambar 12.9 juga menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP riil per orang tergantung pada pertumbuhan GDP riil dan tingkat pertumbuhan penduduk. Kuantitas GDP riil yang diproduksi (Y) tergantung pada jumlah tenaga kerja (L), kuantitas kapital yang ada (K) dan teknologi (T).

Perhitungan pertumbuhan (growth accounting) menghitung kontribusi pertumbuhan kapital dan perubahan teknologi terhadap pertumbuhan produktifitas. Robert Solow memperkirakan efek kapital terhadap produktifitas tenaga kerja dan menemukan aturan satu per tiga (one third rule).

Dalam aturan satu per tiga (one third rule), dalam rata-rata tanpa adanya perubahan pada teknologi, kenaikan satu persen pada kapital per jam kerja menghasilkan 1/3 persen kenaikan pada produktifitas tenaga kerja. Sebagai contoh, jika kapital per jam kerja tumbuh hingga 3 persen dan produktifitas tenaga kerja tumbuh 2,5 persen. Maka berdasar aturan satu per tiga, pertumbuhan kapital menyumbang 1/3 dari 3 persen, yang berarti 1 persen pertumbuhan produktifitas tenaga kerja. Sisa 1,5 persen pertumbuhan produktifitas tenaga kerja berasal dari perubahan teknologi

Teori Pertumbuhan dan Kebijakan 

Ada tiga teori pertumbuhan yang dibahas pada bab ini:
  • Teori pertumbuhan klasik
  • Teori pertumbuhan Neo-klasik
  • Teori pertumbuhan baru

Teori Pertumbuhan Klasik 

Teori pertumbuhan klasik adalah pandangan bahwa pertumbuhan GDP riil per orang bersifat sementara dan ketika GDP per orang ini naik melampaui tingkat subsisten, ledakan penduduk akan membawa GDP riil per orang kembali pada tingkat yang subsisten. Tingkat upah riil yang subsisten merupakan tingkat upah riil minimum yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Kecanggihan teknologi akan medorong investasi pada kapital yang baru. Produktivitas tenaga kerja meningkat dan tingkat upah riil naik hingga melampaui tingkat subsisten. Ketika tingkat upah riil berada di atas tingkat subsisten terjadi pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk akan mendorong naiknya penawaran tenaga kerja dan menyebabkan diminishing return pada tenaga kerja.

Ketika penduduk meningkat, tingkat upah riil menurun. Penduduk akan terus bertambah hingga tingkat upah minimum turun hingga mencapai tingkat yang subsisten. Pada tingkat upah inilah, baik penduduk dan ekonomi akan berhenti pertumbuhannya. Berlawanan dengan teori klasik, sejarah membuktikan bahwa pertumbuhan penduduk tidak terikat erat dengan pendapatan per orang, dan pertumbuhan penduduk tidak membuat pendapatan seseorang turun hingga tingkat subsisten.

Teori Pertumbuhan Neoklasik 

Teori pertumbuhan neo-klasik adalah teori yang menyebutkan bahwa GDP riil per orang tumbuh karena adanya perubahan teknologi. Perubahan teknologi tersebut mendorong suatu tingkat investasi dan tabungan tertentu yang dapat menumbuhkan kapital per jam kerja. Menurut teori ini, pertumbuhan hanya akan berhenti jika perubahan teknologi juga berhenti.

Teori neoklasik memandang tingkat pertumbuhan penduduk sebagai sebuah hal yang terlepas dari GDP riil dan tingkat pertumbuhan GDP riil.

Pada teori neoklasik, tingkat perubahan teknologi mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap perubahan teknologi. Diasumsikan bahwa perubahan teknologi berasal dari adanya kesempatan.

Ada beberapa hal yang mendasari ide dari teori neoklasik, yaitu:
  • Kemajuan teknologi yang semakin pesat.
  • Munculnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan baru.
  • Meningkatnya investasi dan tabungan.

Dengan semakin canggihnya teknologi dan seiring dengan pertumbuhan stok kapital, maka GDP riil per orang juga meningkat. Diminishing return pada kapital akan menurunkan tingkat bunga riil dan akan menghentikan pertumbuhan. Kecuali jika teknologi terus mengalami perkembangan.

Teori perumbuhan baru menyatakan bahwa GDP riil per orang mengalami pertumbuhan yang disebabkan karena pilihan yang dibuat oleh orang untuk memperoleh keuntungan dan pandangan bahwa pertumbuhan akan tetap terjadi.

Teori ini didasarkan pada dua kenyataan mengenai ekonomi pasar:
  • Penemuan hasil dari beberapa pilihan yang ada
  • Penemuan menghasilkan keuntungan dan kompetisi mengurangi keuntungan.

Lebih lanjut, terdapat dua fakta yang memiliki peranan penting pada teori pertumbuhan baru, yaitu:
  • Penemuan adalah sebuah barang kapital publik
  • Pengetahuan bukanlah merupakan subyek dari diminishing return 

Meningkatkan stok pengetahuan membuat kapital dan tenaga kerja menjadi lebih produktif. Pengetahuan yang tidak mengalami diminishing return merupakan titik sentral pada teori pertumbuhan baru.

Mempercepat Pertumbuhan 

Penghitungan pertumbuhan menyatakan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi harus terlebih dulu meningkatkan tingkat pertumbuhan kapital per jam kerja atau meningkatkan kecanggihan teknologi. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melakukan hal tersebut, antara lain:

# Merangsang orang untuk menabung 
Tabungan akan mendanai investasi. Maka semakin tinggi tingkat tabungan akan semakin menunjang pertumbuhan kapital fisik. Insentif pajak disediakan untuk meningkatkan tabungan.

# Merangsang dilakukannya penelitian dan pengembangan 
Karena hasil dari riset penelitian dan pengembangan dapat dimanfaatkan oleh siapapun, tidak semua manfaat penemuan didapatkan oleh penemu. Sehingga pasar hanya mengalokasikan sedikit sumber daya bagi riset dan pengembangan. Subsidi pemerintah dan pendanaan langsung akan dapat merangsang riset dan pengembangan.

# Mendorong perdagangan internasional
Perdagangan bebas internasional akan merangsang pertumbuhan melalui spesialisasi dan perdagangan. Negara yang semakin cepat pertumbuhannya adalah negara dengan perdagangan ekspor-impor paling cepat.

# Meningkatkan kualitas pendidikan
Keuntungan yang diperoleh dari pendidikan menyebar melewati orang-orang yang telah memperoleh pendidikan, sehingga terdapat kecenderungan untuk mengecilkan investasi pada pendidikan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel