Ekonomi Mikro: Pengertian, Rumus dan Konsep Elastisitas - Vorzil

Ekonomi Mikro: Pengertian, Rumus dan Konsep Elastisitas

Materi Kuliah Ekonomi Mikro - Roliyan.com

Pengertian Dan Rumus Elastisitas

Elastisitas adalah pengukuran kepekaan dari persentase perubahan suatu variabel terhadap persentase perubahan variabel lain atau dengan kata lain perbandingan suatu perubahan relatif pada variabel X akibat dari perubahan relatif pada variabel Y.

Untuk menghitung koefisien elastisitas dapat dibantu dengan diagram seperti pada Gambar 48. Pada sumbu horizontal dicantumkan variabel X, dan pada sumbu vertikal dicantumkan variabel Y. Di setiap titik yang berada di sepanjang garis atau kurva tersebut dapat dihitung koefisien elastisitas. Dengan menggunakan analisis matematika, maka gambar yang digunakan dapat berbentuk garis lurus (linear) atau bukan garis lurus (non linear).

Angka elastisitas dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:
  • Elastisitas pada satu titik (point elasticity).
  • Elastisitas antara dua titik atau busur (arc elasticity).

Gambar 48. Kurva Garis Lurus Dan Bukan Garis Lurus

Kedua cara perhitungan itu bila diterapkan akan memberikan hasil, yaitu sebuah koefisien elastisitas yang berbeda-beda. Rumus elastisitas titik menghitung akoefisien elastisitas pada setiap titik yang berada pada satu garis, dan akan memberikan koefisien yang berbeda-beda antara satu titik dengan titik yang lain. Sedangkan bila angka elastisitas dihitung dengan menggunakan rumus elastisitas busur maka di antara dua titik akan menghasilkan sebuah angka elastisitas, dimana angka itu mewakili semua titik-titik yang berbeda di antara dua buah titik (misalnya titik A dan B) yang terletak pada satu garis. Untuk lebih jelas mengenai perbedaan hasil yang diperoleh dari penerapan kedua rumus di atas, berikut ini diberikan contoh perhitungannya dengan menggunakan data pada Gambar 48.

(1) Elastisitas Titik (point)
Contoh: 
Titik A (XA; YA) = (2;6) 
∆X=XA - XB 
∆X=2 - 7 = - 5 

Titik B (XB ;YB) = (7;8) 
∆Y=YA - YB 
∆Y=16 – 8 
∆Y=8

(2) Elastisitas di titik A dan titik B:

(3) Elastisitas Busur (arc)
Dalam praktek sering digunakan cara kedua untuk menghitung koefisien elastisitas, yaitu elastisitas antara dua titik atau disebut elastisitas busur (arc elasticity). Sebagai contoh di antara titik A dan titik B pada Gambar 48. Kedua titik tersebut berda pada satu garis lengkung. Koefisien elastisitas busur yang dihitung merupakan sebuah angka rata-rata dari titik A dan titik B. Disini rumus yang digunakan mengambil nilai rata-rata dari dua perubahan titik tersebut, seperti berikut:

Koefisien elastisitas busur menunjukkan nilai rata-rata dari dua titik dan ini berarti koefisin elastisitas dari semua titik yang berada di antara titik A dan Tititk B akan sama besar, tanpa memperhatikan apakah variabel Y dan variabel X, ini naik atau dapat saja turun di sepanjang jarak antara kedua titik itu.

Elastisitas Permintaan Suatu Barang

# Pengertian Elastisitas Permintaan Suatu Barang 

Elastisitas permintaan terhadap harga (price elasticity of demand) atau biasa disebut dengan elastisitas permintaan, adalah sebuah koefisien yang mengukur kepekaan persentase perubahan jumlah barang yang diminta terhadap persentase perubahan harga barang. 

Rumus koefisien elastisitas permintaan sebagai berikut:

Dengan menggunakan notasi matematika maka rumus di atas dinyatakan sebagai berikut:

1) Elastisitas titik:

2) Elastisitas busur:

Contoh Analisis Koefisien Elastisitas Permintaan Suatu Barang: Data koordinat titik: 
A (Q2; P6) = (2;6) 
B (Q4; P5) = (4;5) 
∆Q=Q2 - Q4 
∆Q=2 – 4 = - 2 
∆P=P6 - P5 
∆P=6 – 5 = 1

1) Koefisien Elastisitas Titik

2) Koefisien Elastisitas Busur

Demikian pula untuk kombinasi titik yang lain (Q;P), koefisien elastisitas permintaannya dapat dihitung dengan cara yang sama seperti tersebut di atas. Data harga barang dan jumlah barang yang diminta serta koefisien elastisitas permintaannya hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 13 dan Gambar 49. Koefisien elastisitas permintaan yang tercantum pada Tabel 13 dan Gambar 49. memperlihatkan hasil yang berbeda-beda di setiap titik, dan bila koefisien elastisitas permintaan dikelompokkan dalam nilai absolut, maka dapat ditentukan sifat dari permintaan suatu barang. 

Sifat-sifat suatu barang menurut koefisien elastisitasnya dapat dibedakan menjadi beberapa katagori sesuai dengan nilai absolutnya. Adapun pembagian dari katagori koefisien elastisitasnya sebagai berikut:

Katagori: 
- Inelastis 
Pada tingkat harga tinggi (yakni di atas Rp 4/unit) sifat dari permintaan barang inelastis. Karena nilai absolut: ηd < 1.
- Uniter Elasti 
Pada tingkat harga antara (Rp 4 – Rp 6)/unit sifat permintaan barangnya uniter elastis, karena nilai absolutnya: ηd = 1.
- Elastis 
Pada tingkat harga yang rendah (di bawah Rp 3 /unit) sifat permintaan barangnya adalah elastis, karena nilai absolutnya ηd>1. 


Menurut A Marshall, berikut dapat dibuktikan bahwa sebuah koefisien elastisitas pada setiap titik tertentu di sepanjang kurva permintaan, dapat diukur dengan cara sebagai berikut: 

Gambar 49. Kurva Permintaan Dan Sifat Permintaan

Pengukuran Pertama:

Gambar 50. Perhitungan Koefisien Elastisitas Permintaan Harga (Rp/unit)

Gambar 51. Perhitungan Koefisien Elastisitas Permintaan

Contoh hasil perhitungan menggunakan rumus di atas dapat dilihat pada Tabel 13 dan juga adat pada Gambar 51, yang mengelompokkan sifat barang dengan kriteria barang yang bersifat: 
  • elastis.
  • uniter elastis.
  • inelasitis.
  • elastis sempurna.
  • inelastis sempurna

# Koefisien Elastisitas Permintaan Dan Kurva Permintaan Barang

1) Sifat Permintaan Barang: Inelastis:       ->         [ηd ] < 1. 
Permintaan Inelastis: artinya, jika perubahan harga 9% maka perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dari 9%

Gambar 52. Kurva Permintaan Berisifat Inelastis

2) Sifat Permintaan Barang: Elastis:   ->     [ηd ] > 1. 
Permintaan inelastis: artinya, jika perubahan harga 9% maka perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dari 9% 

Gambar 53. Kurva Permintaan Berisifat Elastis

3) Sifat Permintaan Barang: Uniter Elastis:    ->    [ηd ] = 1
Permintaan uniter elastis: artinya, jika perubahan harga 9% maka perubahan jumlah barang yang diminta sama juga 9%

Gambar 54. Kurva Permintaan Bersifat Uniter Elastis

4) Sifat Permintaan Barang: Inelastis Sempurna:    ->   [ηd ] = 0. 
Permintaan inelastis sempurna: artinya, berapapun harga berubah, maka perubahan jumlah barang yang diminta perubahannya 0% (tidak berubah)

Gambar 55. Kurva Permintaan Berisifat Inelastis Sempurna

5) Sifat Permintaan Barang: Elastis Sempurna:  ->   [ηd ] = ~.

Gambar 56. Kurva Permintaan Berisifat Elastis Sempurna

# Manfaat Koefisien Elastisitas Permintaan Barang 

Beberapa manfaat dari koefisien elastisitas permintaan suatu barang, antara lain:
  • Dapat digunakan untuk melihat pola perilaku dari pelaku ekonomi dalam merespon suatu perubahan ekonomi, sebagai akibat dari pengaruh dari perubahan variabel ekonomi.
  • Dapat menerangkan perbedaan perilaku ekonomi dari berbagai golongan pendapatan konsumen atau masyarakat dalam permintaan suatu barang, misalnya; untuk pembelian kebutuhan pokok, atau kebutuhan bukan pokok. 

# Faktor-Faktor Penentu Elastisitas Permintaan Barang 

Banyak faktor yang sesungguhnya menentukan koefisien elastisitas permintaan suatu barang,baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi bahkan faktor psikologi konsumen. Di antara banyak faktor tersebut, yang dikemukakan disini dikemukakan faktor yang dianggap paling penting saja yakni:

Kebutuhan 
Setiap konsumen suatu barang mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain dalam setiap waktu, baik jenis maupun kualitas atau kuantitasnya. Dalam kondisi kelangkaan air bersih di musim kemarau, jas hujan di musim hujan dan kemarau, jasa dokter sewaktu sakit, dan sebagainya. Permintaan akan barang-barang tersebut tentu berbeda, semuanya sangat tergantung pada kebutuhannya.

Kemewahan 
Permintaan suatu barang juga banyak ditentukan oleh keinginan konsumsi untuk tujuan kemewahan. Contohnya, konsumsi mobil baru, sepeda motor baru, rumah mewah, jasa dokter spesialis, rumah sakit bertaraf internasional, dan lain-lain. Kebutuhan barang semacam itu, sering ditentukan oleh faktor gengsi/kemewahan belaka. Tentu saja koefisien elastisitas permintaan akan kebutuhan barang semacam itu sangat berbeda dengan kebutuhan barang yang sederhana, seperti rumah sederhana, dokter umum, mobil sederhana/bekas dan lain-lain. 

Keterbatasan Barang Pengganti 
Barang-barang yang memiliki pengganti pemakaian yang cukup banyak akan berbeda koefisien elastisitas permintaannya dengan barang-barang yang tidak atau sedikit memiliki barang pengganti. Untuk barang yang banyak barang penggantinya, ada kecenderungan koefisien elastisitasnya lebih kecil daripada barang-barang dengan yang tidak atau sedikit. Dampak dari semakin banyaknya barang substitusi tersebut, menyebabkan koefisien elastisitas permintaan barangnya menjadi lebih elastis

Luas Pasar 
Pasar nampaknya banyak berpengaruh terhadap koefisien elastisitas suatu barang. Barang yang memiliki pasar yang sempit berdampak pada sulitnya untuk mendapatkan barang pengganti, sehingga menyebabkan permintaan barang semacam itu akan cenderung inelastis dibandingkan dengan barang yang memiliki pasaran yang luas. Contoh, laptop pemasarannya terbatas di kota besar saja, akibatnya ada kecenderungan jenis barang tersebut memiliki koefisien permintaan yang bersifat elastis.

Rentang Waktu 
Dalam jangka panjang setiap konsumen memiliki kesempatan untuk mengganti suatu barang yang dibutuhkannya, karena kesempatan mengganti cukup luas. Dan dalam jangka panjang, permintaan suatu barang cenderung elastis. Dalam jangka panjang kebanyakan permintaan suatu barang cenderung elastisitas, karena barang yang tersedia cenderung lebih banyak dan kualitas dan macamnya pun semakin baik. Contoh produk elektronik; kulkas, TV, radio, telepon genggam, alroji, dan lain-lain.

# Jenis Elastisitas Permintaan Suatu Barang

1) Elastisitas Permintaan Silang
Dalam kehidupan sehari-hari suatu barang konsumsi secara nyata tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan yang erat dengan barang yang lain dalam kapasitas memenuhi kebutuhan hidup manusia. Contoh komoditi beras dan jagung, kedua barang tersebut merupakan bahan makanan yang dapat dipertukarkan atau saling mengganti. Karena sifat yang dipertukarkan itu, maka harga masing-masing komoditi juga berhubungan erat satu sama lain. Dalam keadaan sedemikian itu, maka perubahan harga barang yang satu tidak saja dipengaruhi jumlah barang yang diminta atas barang terkait, tetapi juga mempengaruhi jumlah barang lain yang diminta.

Apa yang dikemukakan di atas ini ada kaitannya dengan koefisien elastisitas silang atas permintaan suatu barang (cross elasticity of demand), yang dirumuskan sebagai berikut.
Rumus:

Dengan menggunakan notasi matematika ditulis sebagai berikut. 
Rumus:

Dimana: 
ηc = koefisien elastisitas silang atas permintaan suatu barang. 
∆Qx=perubahan jumlah barang X yang diminta. 
∆Py=perubahan harga barang Y. 
Qx=jumlah barang X yang diminta. 
Py=tingkat harga barang Y

Hasil perhitungan dari koefisien elastisitas permintaan silang ini, bisa positif dan bias juga negatif. 
  • Koefisien elastisitas permintaan silang yang positif, berarti bahwa barang X dan barang Y adalah merupakan barang pengganti atau barang substitusi.
  • Koefisien elastisitas permintaan silang yang negatif, berarti bahwa barang X dan barang Y adalah merupakan barang saling melengkapi atau barang komplementer.
  • Koefisien elastisitas silang yang semakin besar berarti bahwa kedua barang ,yakni barang X dan Y, satu sama lain memiliki keterkaitan yang erat.

Contoh: menurut hasil penelitian Peter Temer, angka elastisitas silang antara beras dan tepung gandum, tahun 1950-1969, adalah +1,2. Ini memberi pengertian bahwa kenaikan harga beras misalnya sekitar 1% ternyata akan diikuti oleh kenaikan jumlah permintaan gandum sebesar 1,2%. Jadi disimpulkan disini bahwa gandum merupakan barang pengganti dari beras dan sifat penggantiannya tergolong baik. 

2) Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan atas permintaan suatu barang (income elasticity of demand) atau biasa disebut dengan elastisitas pendapatan saja (income elasticity), didefinisikan sebagai berikut.

Dengan menggunakan notasi matematika ditulis sebagai berikut. Rumus:
Dimana: 
∆Qx = perubahan jumlah barang X yang diminta. 
∆I= perubahan pendapatan konsumen. 
Qx= jumlah barang X yang diminta. 
I=tingkat pendapatan konsumen.

Hasil perhitungan koefisien elastisitas pendapatan adalah selalu positif, yang artinya bahwa semakin meningkat pendapatan konsumen suatu barang maka permintaan terhadap barang tersebut juga ikut meningkat. Untuk barang-barang yang bersifat elastis, maka koefisien elastisitas pendapatannya lebih besar dari satu. Sedangkan, untuk baranng-barang yang tidak elastis memiliki angka elastisitas pendapatan yang lebih kecil dari satu.

Konsep elastisitas pendapatan ternyata penting dalam ilmu ekonomi, karena mampu menerangkan perbedaan perilaku ekonomi dari berbagai golongan pendapatan masyarakat dalam pembelian suatu barang. Contoh, permintaan komoditi beras di Indonesia. Pada umumnya pendapatan makin tinggi angka elastisitas pendapatannya semakin rendah. Soal lain yang juga menarik dari koefisien elastisitas pendapatan adalah perbedaan yang nyata sekali dalam koefisiennya terhadap berbagai jenis barang dan bahkan kelompok kebutuhannya. Barang-barang yang tergolong kebutuhan pokok, memiliki koefisien elastisitas pendapatan yang lebih kecil dibandingkan dengan koefisien elastisitas pendapatan dari kebutuhan sekunder, seperti jasa dokter, paramedis, hiburan dan rekreasi, advokat, jasa pendidikan, dan lain-lain. Demikian juga jika dilakukan perhitungan antara kelompok petani dengan kelompok pengusaha besar, masyarakat kota dan pedesaan, ternyata juga memberikan hasil yang sangat berbedabeda satu sama lain. Faktor penyebabnya adalah karena keinginan konsumsi barang antara masing-masing kelompok adalah berbeda. Misalnya, masyarakat di kota lebih mudah mendapatkan berbegai jenis barang dibandingkan dengan masyarakat di pedesaan.

3) Elastisitas Kuantitas (Fleksibibelitas Harga)
Elastisitas permintaan atau elastisitas harga atas permintaan suatu barang, dinyatakan sebagai faktor penyebab terjadinya perubahan jumlah barang yang diminta adalah perubahan harga barang bersangkutan. Fungsi permintaan barang dinyatakan dengan:
Q=f (P)

Dimana: 
Q=jumlah barang yang diminta. 
P=tingkat harga barang.  

Kadang-kadang fungsi permintaan ditulis sebaliknya, yaitu P=f(Q). Disini harga barang yang dipengaruhi oleh jumlah barang yang diminta konsumen. Oleh karena itu, koefisien elastisitas permintaan barangnya, ditulis sebagai kebalikan dari koefisien elastisitas permintaan yang telah dikemukakan sebelumnya dan sekarang disebut elastisitas kuantitas. Hal ini selengkapnya dijelaskan sebagai berikut.

Elastisitas kuantitas ini melihat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta terhadap kepekaan dari perubahan harga. Dalam menghitung koefisien elastisitas kuantitas ini, maka yang dianggap sebagai faktor penyebab terjadinya perubahan adalah jumlah barang yang diminta (independent variable) dan harga barang menjadi akibat (dependent variable) dari terjadinya perubahan jumlah barang. Dan, koefisien elastisitas pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut:
Dengan menggunakan notasi matematika ditulis sebagai berikut. Rumus:
Dimana: 
∆Qx=perubahan jumlah barang X yang diminta. 
∆Px=perubahan harga barang X. 
Qx=jumlah barang X yang diminta. 
Px=tingkat harga barang X

Kegunaan koefisien elastisitas kuantitas ini adalah untuk melihat pengaruh perubahan jumlah suatu barang yang diminta di tingkat pasar, terhadap tingkat harga barang bersangkutan. Contoh sebagai ilustrasi, katakanlah pemerintah Indonesia bermaksud mengurangi/menekan tingkat permintaan atas gula pasir di dalam negeri supaya ada kelenihan untuk tujuan ekspor, agar maksud ini tercapai maka pemerintah dapat melakukannya dengan menetapkan harga gula yang relatif tinnggi. Penetapan harga yang tinggi ini, oleh pemerintah bisa dicapai dengan menetapkan cukai yang tinggi misalnya sekitar 10% dan pajak 10%, sehingga harga gula di dalam negeri menjadi tinggi.

Elastisitas kuantitas merupakan kebalikan dari elastisitas harga atau elastisitas permintaan suatu barang. Sebagai contoh disajikan sebagai berikut:
(a) Elastisitas kuantitas : 0   0,5   1   2,0   ~ 
(b) Elastisitas harga : ~   2,0   1   0,5   0

Elastisitas Penawaran

Untuk mengukur kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat perubahan harga barang, digunakan elastisitas harga atas penawaran suatu barang atau biasa disebut dengan elastisitas penawaran saja. Atau dinyatakan sebagai berikut:

Ada dua cara menghitung koefisien elastisitas penawaran suatu barang, yaitu:

1) Elastisitas titik:
Rumus:

Dimana: 
ηs = koefisien elastisitas titik dari penawaran suatu barang. 
∆Qx= perubahan jumlah barang X yang ditawarkan. 
∆Px = perubahan harga barang X. 
Qx= jumlah barang X yang ditawarkan.
 Px= tingkat harga barang X.

2) Elastisitas busur:
Rumus:

Analisis Elastisitas Penawaran Suatu Barang 
Daftar penawaran suatu barang dari seorang produsen dengan kurva penawarannya dinyatakan, sebagai berikut:

Dengan menggunakan data tersebut selanjutnya dapat ditentukan kurva penawaran baeang X, dan juga dapat dihitung koefisien elastisitas penawaran barang X, di titik A, di titik B dan di antara titik A dan B, sebagai berikut: 

Gambar 57. Perhitungan Koefisien Elastisitas Penawaran

1) Elastisitas penawaran di titik A:

Ini artinya, jika tingkat harga penjualan barang diperkirana berubah 1%, maka diperkirakan terjadi perubahan jumlah barang yang ditawarkan sebesar ½%

2) Elastisitas penawaran di titik B:

Ini artinya, jika tingkat harga penjualan barang diperkirana berubah 1%, maka diperkirakan terjadi perubahan jumlah barang yang ditawarkan sebesar 3/4%. 

3) Elastisitas busur:

Ini artinya, jika tingkat harga penjualan barang diperkirana berubah 1%, maka diperkirakan terjadi perubahan jumlah barang yang ditawarkan sebesar 2/3%.

Dengan memperhatikan hasil analisis koefisien elastisitas penawaran barang X di masing-masing di titik A, B dan antara A-B, maka diperoleh informasi, bahwa ada perbedaan hasil analisis koefisien elastistas penawarannya. Ini berarti untuk keperluan analisis yang lebih tepat untuk dipakai sebagai alat perkiraan, adalah sebaiknya menggunakan koefisien elastisitas pada setiap titik. Dengan menggunakan hasil di setiap titik akan dapat diketahui perkembangan perubahannya di setiap tingkatan harga barang

# Elastisitas Penawaran Dan Kurva Penawaran Barang

Pengelompokkan sifat-sifat penawaran barang, yakni:
1) Kurva Penawaran Elastis ( ηs > 1) 

Gambar 58. Kurva Penawaran Bersifat Elastis

2) Kurva Penawaran Yang Uniter Elastis ( ηs = 1)

Gambar 59. Kurva Penawaran Bersifat Uniter Elastis

3) Kurva Penawaran Yang Inelastis ( ηs < 1)

Gambar 60. Kurva Penawaran Bersifat Inelastis 

4) Kurva Penawaran Yang Elastis Sempurna ( ηs = ~ ) 

Gambar 61. Kurva Penawaran Bersifat Elastis Sempurna

5) Kurva Penawaran Yang Inelastis Sempurna( ηs > 1) 

Gambar 62. Kurva Penawaran Bersifat Inelastis Sempurna

# Elastisitas Silang 

Sifat barang ada yang dapat disubstitusi atau ada yang saling melengkapi. Dengan demikian maka harga barang yang satu dapat dipengaruhi oleh jumlah barang yang lain atau sebaliknya jumlah barang yang ditawarkan dapat dipengaruhi oleh harga barang yang lain. Untuk mengukur kepekaan perubahan harga suatu barang terhadap jumlah barang lain (substitusi atau komplementer) yang ditawarkan, maka digunakan koefisien elastisitas silang atas penawaran suatu barang. Dan rumus untuk menghitung koefisien elastisitas penawaran silang ini, dinyatakan sebagai berikut:

Dengan menggunakan notasi matematika dirumuskan sebagai berikut: Rumus:

Dimana: 
ηcs =koefisien elastisitas penawaran silang suatu barang. 
∆Qx=perubahan jumlah barang X yang ditawarkan. 
∆Py=perubahan harga barang Y. 
Qx=jumlah barang X yang ditawarkan. 
Py=tingkat harga barang XY 

Apabila hasil perhitungan koefisien elastisitas penawaran silang adalah positif maka barang X dan barag Y menunjukkan barang yang dihasilkan bersama. Contoh barangnya, seperti beras giling dengan bekatul, dedak. Sedangkan bila koefisien elastisitas penawaran silangnya adalah negatif, maka barangnya menunjukkan barang kompetitif (competitive product). Sebagai contoh adalah barang padi dengan tembakau. Dan besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran silang, menunjukkan keeratan kedua barang tersebut.

# Faktor-Faktor Penentu Elastisitas Penawaran Barang

Faktor harga barang dalam penawaran amat penting diperhatikan, karena dalam jangka pendek dan jangka panjang, perilaku produsen dalam menawarkan barang adalah berbeda, karena terjadinya perubahan-perubahan harga barang tersebut. Disamping itu, faktor-faktor seperti jangka waktu, pendapatan, jenis sektor usaha, alam, teknis, sosial, kebiasaan, dan lain-lain, juga ikut berpengaruh dalam penawaran barang. 

Jangka Waktu 
Elastisitas penawaran suatu barang dalam jangka waktu pendek adalah berbeda dengan jangka waktu panjang. Dalam jangka pendek biasanya koefisien elastisitas penawaran suatu barang cenderung lebih inelastis dibandingkan dengan jangka panjang yang cenderung elastis. Misalnya, hasil-hasil pertanian yang bersifat musiman, yaitu bulanan, tahunan, sehingga suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera diikuti oleh kenaikan penawaran produksi, kalau memang panen belum tiba. Ini cenderung menyebabkan sifat penawaran barang itu adalah elastis dalam jangka pendek

Efek Substitusi 
Efek substitusi maksudnya suatu penurunan harga suatu barang, dapat menyebabkan produsen cenderung untuk menggantikan penawarannya dengan barang yang lain yang diperkirakan memberikan keuntungan yang lebih besar atau sebaliknya. Ini sering terjadi pada hasil pertanian, seperti produksi padi dengan tebu, tembakau, dan lain-lain. Misalnya harga tembakau anjlok tajam, maka petani tembakau cenderung menggantikan tanaman tembakaunya dengan tanaman lain yang diperkirakan akan memberikan keuntungan kemudian. Akibatnya, penawaran tembakau dapat menurun seketika, akibat tanaman tersebut telah diganti dengan tanaman yang lain. 

Efek Pendapatan 
Efek pendapatan ada yang positif tapi ada juga yang negatif. Misalnya suatu kenaikan harga barang yang ditawarkan mampu meningkatkan pendapatan produsen, maka produsen cenderung untuk lebih meningatkan produk yang ditawarkan tersebut. Contoh petani padi. Jika petani merasa pendapatannya meningkat maka mereka cenderung meningkatkan usaha padinya dengan berbagai cara seperti; pemupukan lebih intensif, pengobatan lebih teratur, dan lain-lain. Sebagai dampaknya produksi yang dihasilkan akan meningkat, dan penawaran produksi pun ikut naik. Dengan demikian maka dikatakan efek pendapatan ikut menentukan elastisitas penawaran suatu barang.

Sektor Usaha 
Kegiatan usaha di masyarakat beragam, biasa dibedakan menjadi sector industri, sektor pertanian, dan lain-lainnya. Nampaknya, produk sektor industri berbeda jauh dengan produk pertanian. Produk industri mudah disimpan, mobilitas pemindahannya tinggi dan mudah didistribusikan dan sebagainya. Sebaliknya, produksi pertanian pada umumnya tidak tahan lama, mudah rusak, memakan waktu untuk bias menjadi produk akhir, dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan semacam itu pada akhirnya menentukan jumlah produksi yang ditawarkan di masyarakat. Dan, kondisi semacam itu juga cenderung menyebab kan elastisitas penawaran produk masing-masing sector usaha akan berbeda satu dengan yang lain. Dan jika dibandingkan, sering dikatakan produk hasil pertanian elastisitas penawarannya lebih rendah dibandingkan dengan elastisitas penawaran hasil industri. 

Aplikasi Elastisitas – Pendapatan Dari Pajak

1). Elastisitas Permintaan – Penawaran Dan Pendapatan Dari Pajak 

Pengenaan pajak atas barang akhir oleh pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk menambah pendapatan pemerintah. Pajak tersebut bersumber dari pembelian barang oleh konsumen dan atau penjualan barang oleh produsen. Namun pengenaan tariff pajak atau suatu barang tidak selalu akan meningkatkan pendapatan pemerintah, karena sangat tergantung pada besar kecilnya tarif per unit barang tersebut. Jika tarif pajak per unit barang itu masih tergolong rendah, misalnya t1=2 Rp/unit barang, maka kemungkinan pemerintah untuk mendapatkan tambahan pendapatan dari pajak akan semakin besar, yaitu dengan total pajak sebesar T1. Tapi jika tarif pajak per unit barang ini semakin membesar, misalnya t2=5 Rp unit barang, maka kemungkinan pemerintah untuk memperoleh pendapatan pajak itu akan semakin meningkat yaitu T2. Jika tarif pajak terlalu tinggi per unit barang , misalnya t3=25 Rp unit barang, maka pendapatan dari pajak yang diperoleh pemerintah kemungkinannya akan menurun yaitu sebesar T3 Analisis perhitungan pendapatan dari pajak, dapat dilihat pada Gambar 63.

Gambar 63. Total Pendapatan Dari Pajak

Dengan memperhatikan Gambar 64 maka diketahui bahwa “semakin curam kurva permintaan barang sedangkan kurva penawaran barangnya agak mendatar akan memberikan peneri maan pajak atas barang per unit yang lebih besar daripada penerimaan pajak tersebut dengan kondisi kurva permintaan barang yang agak datar sedangkan kurva penawarannya yang agak curam”. 

Gambar 64. Total Pendapatan Dari Pajak

Ini berarti bahwa elastis dan atau tidak elastisnya kurva permintaan barang dan kurva penawaran barang sangat menentukan penerimaan dari pajak bagi pemerintah. Oleh sebab itu dalam pengenaan pajak dan dalam rangka penggalian pendapatan dari pajak, sangat perlu sekali mengetahui sifat elastis dan tidak elastisnya permintaan dan penawaran suatu barang. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel